Aghniya Muslim Harus Infaq untuk Dakwah dan Jihad

Ucapan Pemimpin

Para aghniya Muslim harusnya jadi donatur bagi para politikus/negarawan Muslim yang cerdas, jujur, adil, dan amanah sehingga meski mereka miskin, mereka bisa maju jadi presiden, gubernur, walikota, bupati, dsb. Jika pemimpinnya Muslim yang amanah, insya Allah semua pengusaha apa pun agama dan golongannya aman. Semua pedagang aman dari gusuran serta bebas untuk berdagang. Penertiban tidak harus berarti dengan membangun mal yang biaya sewanya mahal (Rp 5 juta/bulan). Rakyat juga merasa aman tinggal di rumah mereka tanpa khawatir digusur oleh Gubernur zalim yang memakai polisi dan tentara.

Selain politikus, para aghniya Muslim juga harus menginfakkan hartanya untuk jihad dan dakwah. Termasuk membantu media massa / media dakwah ummat Islam. Media Massa ini bermanfaat untuk mengenalkan pemimpin dan produk pengusaha muslim ke masyarakat. Harus didukung misalnya dgn iklan. Lihat bagaiman Kompas, Tempo, dan Detik mendapat banyak iklan yang juga berarti uang.

Baca lebih lanjut

Soal Pemimpin Islam, Kabar Islam Sepaham dgn Wahabi

Bahaya Pencitraan
Meski saya membenci sebagian besar Wahabi yg ekstrim, dalam soal memilih pemimpin Muslim saya setuju dg mereka. Dalil Al Qur’an begitu banyak dan jelas. Ijma ulama juga ada. Bagaimana mengingkarinya?
 
Masak dari 8 juta muslim Jakarta itu pada korup, brengsek semua? Sebagai Muslim Jakarta, memang anda rela dihina begitu? Memangnya anda korup dan brengsek?
 
Sebalikmya meski saya sering terlihat membela sebagian Syiah yg lurus (yg tak menghina sahabat), tapi saat ada di antara mereka mendukung orang kafir sbg pemimpin, saya nyatakan mereka melanggar firman Allah dalam Al Qur’an. Salah.
 

Baca lebih lanjut

NU dan Muhammadiyyah Dukung Pilkada Tidak Langsung

NU dan Muhammadiyyah dukung Pilkada tidak langsung dgn pertimbangan mudharatnya lebih kecil daripada langsung:
PBNU Dukung Pemilukada Oleh DPRD
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyatakan dukungannya terhadap rencana pemilihan daerah yang dilakukan oleh DPRD, bukan pilihan langsung oleh masyarakat karena mudharatnya atau kerugiannya lebih besar.

“Sesuai dengan hasil musyawarah nasional dan konferensi besar NU di Cirebon kami mendukung pelaksanaan pemilihan kepala daerah oleh DPRD,” katanya kepada NU Online, Rabu (10/9).

Baca lebih lanjut

Jangan Ungkit Agama Jokowi, Ungkap yg Lain

kisah-busway-impor-karatan

Harusnya masalah agama Jokowi seperti Musyrik, wudhunya tidak benar, tidak tahu arti Ramadan, dsb tidak usah dipermasalahkan lagi. Sebab ini pernah dikemukakan saat Pilgub DKI Jakarta melawan Foke dan ternyata Jokowi menang 60%-40% melawan Foke.
Artinya Isyu Agama Jokowi itu selain basi juga tidak manjur.
Terlepas kekurangannya Jokowi itu Muslim yang sholat. Tidak bisa dikafirkan.
Paling2 yang bisa diungkap adalah barisan pendukungnya seperti James Riady, Jacob Soetojo, Dubes AS, dsb.
Begitu pula berbagai proyek yg dia jalankan ternyata mangkrak padahal Jokowi ini harusnya jadi Walikota Solo 2010-2015, Gubernur Jakarta 2012-2017. Jadi saat Railbus Batara Kresna di Solo Mangkrak dari tahun 2012, Jokowi harusnya bertanggungjawab untuk membereskannya. Mobil Esemka mangkrak, ini berbau penipuan. Teganya Jokowi menaikan pajak PBB hingga 1300% dan impor 1000 Bis Cina @ Rp 3,8 milyar (padahal seharusnya Rp 1 M) dan karatan, impor Bis Tingkat Cina, rencana Impor Monorail Cina, dsb harusnya ini yang digali dan dibahas.
Baca lebih lanjut

Partai Islam: Jokowi atau Prabowo?

jokowi-dan-james-riady

Di antara Jokowi yg impor 1000 bis Cina Karatan dan menaikan pajak PBB hingga 1300% serta mobil Esemka yg bohong, saya jelas bela Prabowo yg bisa mengembalikan kekayaan Indonesia dari asing ke rakyat Indonesia.

Di antara 2 Capres tsb, sebaiknya partai Islam mendukung Prabowo. Sebab jika mengusung Capres sendiri, khawatirnya tidak akan mampu menyaingi Jokowi. Ingat, pada akhirnya RAKYAT INDONESIA yang akan memilih presiden tsb. Partai Islam sekedar memberi tiket masuk pencapresan saja.

Partai Islam pernah mengajukan calon presiden dengan gelar Profesor Doktor Haji dsb. Toh mereka semua gugur. Kurang dari 10% dapatnya. Contohnya Prof Dr. Yusril Ihza Mahendra, Prof Dr Didin Hafidudin, Prof Dr Amien Rais, atau Hidayat Nur Wahid. Semuanya gagal. Bahkan Aher pun menang di Jabar karena lawannya itu adalah Rieke Dyah Pitaloka. Seorang perempuan yang masih bau kencur. Bukan Jokowi. Jadi pertimbangkan hal di atas. 

Baca lebih lanjut

Susunan Pengurus MUI Pusat 2010-2015

Ketua MUI

Dengan meninggalnya KH Sahal Mahfudz, Prof. Dr. HM Din Syamsuddin, MA naik menjadi Ketua Umum MUI. Sementara KH. Ma’ruf Amin menjadi Wakil Ketua Umum per 18 Februari 2014. KH Din Syamsuddin itu lulusan pesantren Gontor dan IAIN. Kemudian jadi pimpinan Muhammadiyah dan Wakil Ketua MUI. Jadi basisnya memang ulama.

Ketua Umum: KH Sahal Mahfudz
Ichwan Syam: Sekretaris Umum MUI

Baca lebih lanjut

Ayu Azhari, Inul, Jupe mau jadi Bupati/Wabup? Cara Memilih Pemimpin Menurut Islam

Ayu Azhari, Inul, Maria Eva, Zarima, dan Jupe mau jadi Bupati/Wabup?
Inilah pedoman memilih pemimpin yang baik dan benar menurut Islam:
http://media-islam.or.id/2009/06/26/bagaimana-cara-memilih-pemimpin-menurut-islam/

Bagaimana Cara Memilih Pemimpin Menurut Islam

Pemimpin negara adalah faktor penting dalam kehidupan bernegara. Jika pemimpin negara itu jujur, baik, cerdas dan amanah, niscaya rakyatnya akan makmur. Sebaliknya jika pemimpinnya tidak jujur, korup, serta menzalimi rakyatnya, niscaya rakyatnya akan sengsara.
Baca lebih lanjut

Mobil Mewah Pejabat Rp 1,3 Milyar dan Jutaan Rakyat yang Kelaparan

Data WHO menyebutkan, selama tiga tahun terakhir (2005-2007) sedikitnya 50 ribu orang Indonesia melakukan bunuh diri akibat kemiskinan dan himpitan ekonomi (Harian SIB). Di Yahukimo, Papua, dikabarkan 113 orang meninggal dunia karena kelaparan (Okezone.com). Berdasarkan data statistik kesehatan Departemen Kesehatan tahun 2005, dari 241.973.879 penduduk Indonesia sebanyak enam persen atau sekitar 14.500.000 orang menderita gizi buruk (baca: kelaparan). Sebagian besar penderita gizi buruk tersebut berusia di bawah lima tahun (Kompas.com). Sepertiga Balita di Indonesia mengalami kurang gizi/busung lapar akibat kelaparan.

Sementara hutang Indonesia setiap tahun terus bertambah hingga saat ini melebihi Rp 1.600 trilyun.

Baca lebih lanjut

Visi Ekonomi Parpol Islam Tidak Jelas

Saat ini boleh dikata Visi Ekonomi Parpol Islam tidak jelas. Kalau mengenai masalah aliran sesat, pornografi, atau judi mungkin parpol Islam masih paham dan vokal soal itu. Tapi kalau menyangkut masalah ekonomi, sepertinya Parpol Islam belum menguasai Sistem Ekonomi mana yang sesuai dengan Islam, sehingga akhirnya Indonesia terjerumus ke dalam Sistem Ekonomi Kapitalis Neoliberalisme yang lebih menguntungkan Yahudi/AS ketimbang rakyat Indonesia/Ummat Islam. Padahal harusnya kita memeluk Islam secara Kaaffah (menyeluruh). Tidak setengah-setengah.

Sebagai contoh, 90% migas kita justru dikuasai perusahaan asing yang mayoritas dari AS, Negara kafir harbi yang saat ini membantai ummat Islam di Iraq dan Afghanistan dan merupakan pendukung utama negara Israel yang juga membantai Muslim di Palestina. Emas, Perak, Tembaga, dan kekayaan alam kita juga dikuasai perusahaan asing negara tersebut.

Baca lebih lanjut

Pilihlah Pemimpin yang Saleh. Bukan yang Banyak Uang

uangDalam satu wawancara di TV, Inu Kencana (Dosen STPDN) menyatakan bahwa dia ditawari jadi calon Gubernur dan Calon Bupati oleh satu parpol yang berbau Islam. Namun sayangnya menurut Inu untuk jadi calon Bupati, dia dimintai uang Rp 3 milyar. Sementara untuk jadi calon Gubernur dimintai uang Rp 8 milyar. Karena tidak punya uang, Inu pun mundur.

Baca lebih lanjut