Meski saya membenci sebagian besar Wahabi yg ekstrim, dalam soal memilih pemimpin Muslim saya setuju dg mereka. Dalil Al Qur’an begitu banyak dan jelas. Ijma ulama juga ada. Bagaimana mengingkarinya?
Masak dari 8 juta muslim Jakarta itu pada korup, brengsek semua? Sebagai Muslim Jakarta, memang anda rela dihina begitu? Memangnya anda korup dan brengsek?
Sebalikmya meski saya sering terlihat membela sebagian Syiah yg lurus (yg tak menghina sahabat), tapi saat ada di antara mereka mendukung orang kafir sbg pemimpin, saya nyatakan mereka melanggar firman Allah dalam Al Qur’an. Salah.
Dalam Islam kita disuruh memilih pemimpin yg beriman, amanah, fathonah, siddiq, tabligh, dan adil. Jika tak ada, cari. Bukan belum apa2 sdh dukung pemimpin kafir.
Kita harus bersikap adil. Bagaimana pun juga Al Qur:an adalah pedoman hidup. Dan ulama adalah pembimbing kita.
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. “ (An Nisaa 4:138-139)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu): sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada oarng-orang yang zalim ” (QS. Al-Maidah: 51)
“Hai orang2 yang beriman! Janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan. Dan siapa di antara kamu menjadikan mereka menjadi pemimpin, maka mereka itulah orang2 yang zalim” (At Taubah:23)
“Hai orang2 yang beriman! Janganlah kamu mengambil orang2 kafir menjadi wali (teman atau pelindung)” (An Nisaa:144)
“Janganlah orang2 mukmin mengambil orang2 kafir jadi pemimpin, bukan orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, bukanlah dia dari (agama) Allah sedikitpun…” (Ali Imran:28)
Dulu saya sempat juga dukung Jokowi-Ahok. Toh yg jadi pemimpin Jokowi (Muslim) ini. Saya kagum akan “kejujuran” Jokowi, tekad Jokowi bikin mobil Esemka, mandiri, membangun ekonomi rakyat, dsb.
Tahu2nya sumpah jabatan jadi gubernur DKI Jakarta selama 5 tahun dilanggar, mobil Esemka tidak jadi, bis transjakarta beli dari Cina dan Swedia. Bukan dalam negeri. Pembangunan KA Cepat, MRT, dsb dilakukan asing, investasi asing dipermudah, harga bensin Indonesia lebih mahal dari Malaysia dan AS, dsb. Harga barang melonjak. Nilai rupiah merosot hingga hampir Rp 14.000. Banyak pabrik dan kantor tutup. PHK dan pengangguran terjadi di mana2. Banyak saudara saya yg mengalami PHK dan menganggur.
Ada banyak kasus korupsi dan markup. Korupsi Trans Jakarta, UPS, Sumber Waras dsb. KA Cepat JKT-Bdg biaya per km 5,6 x lipat biaya KA Cepar Teheran-Isfahan. Bukannya diselidiki malah dipercepat.
Seorang pemimpin, apalagi sampai tanda tangan, jika ada korupsi harusnya tanggung jawab. Di Jepang kalau tidak harakiri ya mundur.
Premium di Jakarta mau dihapus. Artinya supir mikrolet dan bis harus beli Pertamax yg mahal. Penumpang angkot akan lebih merana.
Kalau kafir tapi berprestasi masih mending walau sebenarnya tetap haram. Tapi kalau prestasinya nyaris tak ada dan cuma pencitraan, apa yg mau diharap?
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Terkait
Filed under: Islam, Pemimpin Islam |
Tinggalkan Balasan