Heboh Puisi Sukmawati yang Dianggap Menghina Azan

Sukmawati

Suara Azan itu memang harus keras karena untuk memanggil orang sholat. Bukan bisik-bisik. Jika makin banyak yang terganggu mendengar suara azan, artinya…???

Makna Azan itu indah sekali jika kita faham. Allahu Akbar, Allah Maha Besar. Asyhadu alla ilaaha illallahu. Aku bersaksi Tidak ada Tuhan selain Allah, dsb…

Cuma setan saja yang tidak senang dgn suara Azan sehingga lari terbirit-birit hingga terkentut-kentut saat mendengar suara azan.

Iman itulah yg membuat lantunan Al Qur’an dan suara Adzan terasa indah.
Bahkan bagi orang yg berpuasa, suara Azan Maghrib sejelek apa pun tetap membuat mereka bahagia

Iman…

Puisi yang dibuat Sukmawati Soekarnoputri di antaranya seperti ini:

Aku tak tahu syariat Islam. Yang ku tahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah. Lebih cantik dari cadar dirimu.

Aku tak tahu syariat Islam. Yang kutahu suara kidung ibu Indonesia, sangatlah elok. Lebih merdu dari alunan azanmu.

 

Hadits tentang Keutamaan Azan

Hadits Tentang Adzan Dan Keutamaannya

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم

Keutamaan Adzan
hadits tentang adzan dan keutamaannya
Adzan

عَنْ مَالِكِ بْنِ اْلحُوَيْرِثِ اَنَّ النَّبِيَّ قَالَ: اِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ فَلْيُؤَذّنْ لَكُمْ اَحَدُكُمْ وَ لْيَؤُمَّكُمْ اَكْبَرُكُمْ. احمد و البخارى و مسلم، نيل الاوطار 2: 37
Dari Malik bin Al-Huwairits, sesungguhnya Nabi SAW bersabda, “Apabila waktu shalat telah tiba, maka hendaklah salah seorang diantara kamu adzan untuk (shalat)mu, dan hendaklah yang tertua diantara kamu bertindak sebagai imam bagi kamu”. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim, dalam Nailul Authar juz 2, hal. 37]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: َاْلاِمَامُ ضَامِنٌ وَ اْلمُؤَذّنُ مُؤْتَمَنٌ. اَللّهُمَّ اَرْشِدِ اْلاَئِمَّةَ وَ اغْفِرْ لِلْمُؤَذّنِيْنَ. احمد و ابوا داود و الترمذى، نيل الاوطار 2: 38
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Imam itu adalah penanggungjawab dan muadzdzin itu adalah orang yang diserahi amanat. Ya Allah, pimpinlah para imam itu dan ampunilah para muadzdzin”. [HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi, dalam Nailul Authar juz 2, hal. 37]

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: يَعْجَبُ رَبُّكَ عَزَّ وَ جَلَّ مِنْ رَاعِى غَنَمٍ فِى شَظِيَّةٍ بِجَبَلٍ يُؤَذّنُ لِلصَّلاَةِ وَ يُصَلّى. فَيَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ: اُنْظُرُوْا اِلَى عَبْدِى هذَا يُؤَذّنُ وَ يُقِيْمُ لِلصَّلاَةِ يَخَافُ مِنّى، فَقَدْ غَفَرْتُ لِعَبْدِى وَ اَدْخَلْتُهُ اْلجَنَّةَ. احمد و ابو داود و النسائى، نيل الاوطار 2: 39
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, ia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Tuhanmu ‘Azza wa Jalla sungguh sangat senang terhadap seorang penggembala kambing yang berada di puncak gunung yang adzan untuk shalatnya, kemudian ia shalat”. Maka Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (kepada malaikat), “Lihatlah hamba-Ku ini, ia adzan dan iqamat untuk shalatnya karena takut kepada-Ku. Oleh karena itu Ku-ampuni hamba-Ku ini dan Ku-masukkan dia ke dalam surga”. [HR. Ahmad, Abu Dawud dan Nasai, dalam Nailil Authar juz 2, hal. 39]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلاَةِ اَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَ لَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لاَ يَسْمَعَ التَّأْذَِيْنَ. فَاِذَا قَضَى النّدَاءَ اَقْبَلَ حَتَّى اِذَا ثُوّبَ لِلصَّلاَةِ اَدْبَرَ حَتَّى اِذَا قَضَى التَّثْوِيْبَ اَقْبَلَ حَتَّى يَخْطُرَ بَيْنَ اْلمَرْأِ وَ نَفْسِهِ يَقُوْلُ: اُذْكُرْ كَذَا اُذْكُرْ كَذَا لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ لاَ يَدْرِى كَمْ صَلَّى. البخارى 1: 151
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Apabila dikumandangkan adzan, syaithan lari hingga terkentut-kentut sampai tidak mendengar suara adzan. Kemudian jika adzan telah selesai, ia datang lagi, kemudian jika iqamat diserukan maka ia lari lagi. Apabila iqamah telah selesai ia datang lagi hingga dekat sekali dengan manusia. Syaithan berkata, “Ingatlah ini dan ingatlah itu”. (Yaitu apa yang tadinya tidak diingat oleh orang yang shalat), sehingga orang yang shalat itu tidak tahu berapa rekaat ia telah shalat. [HR. Bukhari juz 1, hal. 151]

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ اَبِى صَعْصَعَةَ اَنَّ اَبَا سَعِيْدِ اْلخُدْرِيّ قَالَ لَهُ: اِنّى اَرَاكَ تُحِبُّ اْلغَنَمَ وَ اْلبَادِيَةَ، فَاِذَا كُنْتَ فِى غَنَمكَ اَوْ بَادِيَتِكَ فَارْفَعْ صَوْتَكَ بِالنّدَاءِ، فَاِنَّهُ لاَ يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ اْلمُؤَذّنِ جِنٌّ وَلاَ اِنْسٌ وَلاَ شَيْءٌ اِلاَّ يَشْهَدُ لَهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ. قَالَ اَبُوْ سَعِيْدٍ: سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ ص. احمد و البخارى و النسائى و ابن ماجه، نيل الاوطار 2: 51
Dari ‘Abdullah bin ‘Abdur Rahman bin Abu Sha’sha’ah, bahwa Abu Sa’id Al-Khudriy berkata kepadanya, “Sesungguhnya aku melihat engkau suka kepada kambing dan padang pasir. Maka jika kamu berada di (tempat penggembalaan) kambing atau di padang pasirmu, keraskanlah suaramu ketika adzan. Karena tidaklah jin, manusia ataupun sesuatu yang mendengar suara muadzdzin, melainkan akan menjadi saksi nanti pada hari qiyamat”. Abu Sa’id berkata, “Saya mendengar perkataan itu dari Rasulullah SAW”. [HR. Ahmad, Bukhari, Nasai dan Ibnu Majah, dalam Nailul Authar juz 2, hal. 51]

Sifat Adzan

عَنْ نَافِعٍ اَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ يَقُوْلُ: كَانَ مُسْلِمُوْنَ حِيْنَ قَدِمُوا اْلمَدِيْنَةَ يَجْتَمِعُوْنَ فَيَتَحَايَنُوْنَ الصَّلاَةَ لَيْسَ يُنَادِى لَهَا فَتَكَلَّمُوْا يَوْمًا فِى ذلِكَ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ: اِتَّخِذُوْا نَاقُوْسًا مِثْلَ نَاقُوْسِ النَّصَارَى. وَ قَالَ بَعْضُهُمْ: بَلْ بُوْقًا مِثْلَ قَرْنِ اْليَهُوْدِ. فَقَالَ عُمَرُ: اَوَلاَ تَبْعَثُوْنَ رَجُلاً يُنَادِى بِالصَّلاَةِ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: يَا بِلاَلُ، قُمْ، فَنَادِ بِالصَّلاَةِ. البخارى 1: 150
Dari Nafi’ dari Ibnu ‘Umar, ia berkata : Dahulu kaum muslimin ketika tiba di Madinah (dari Makkah) mereka berkumpul menunggu-nunggu waktu shalat, sedangkan tidak ada seruan untuk shalat. Lalu pada suatu hari mereka membicarakan tentang hal itu. Sebagian ada yang berkata, “Gunakanlah lonceng seperti loncengnya orang Nashrani”. Dan sebagian yang lain berkata, “Gunakanlah terompet seperti terompetnya orang Yahudi”. ‘Umar berkata, “Mengapa kalian tidak menyuruh seseorang menyeru untuk shalat ?”. Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Hai Bilal, bangkitlah, serulah untuk shalat !”. [HR. Bukhari juz 1, hal. 150]

https://salampathokan.blogspot.co.id/2012/12/hadits-tentang-adzan-dan-keutamaannya.html

Iklan

Tinggalkan Balasan

Please log in using one of these methods to post your comment:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: