Kalau sekarang saya menolak FDS atau apalah itu bukan karena Mendiknasnya Muhadjirin Effendy orang Muhammadiyah. Bukan. Mau NU atau Sekuler juga tetap saya protes karena saya sayang anak saya.
Kasihan lihat anak2 SMA belajarnya dari jam 6:30-15:00. Berangkat jam 6:00 dan baru pulang jam 15:30 hingga jam 16:00. Hari ini pun belum pulang sepertinya Muhadjirin Effendy tidak ada kapoknya. Tidak mau mendengar jeritan rakyat.
Jadi kalau ada yang bilang saya “Kecebong” segala macam, keliru. Dipikir saja sendiri kira2 wajar tidak anak2 SMA jam 6 sudah ke sekolah dan jam 4 sore baru sampai? Kayak orang kerja saja.
Orang kerja saja masuk kantor jam 8:00. Masih sempat sarapan.
Beda sekolah FDS yang ASLI dan Pesantren dgn “Sekolah Negeri yang dirubah jadi FDS”
Pada FDS Asli dan Pesantren semua guru itu Islam / Ustad. Di sekolah negeri seperti sekolah SMA anak saya, Kepala Sekolahnya Kristen
Di FDS Asli dan Pesantren pelajaran agama 10 jam lebih / minggu.
Di Sekolah Negeri pelajaran agama tetap 1 jam / minggu. Karena sampai rumah jam 4 sore (macet), tidak bisa ngaji lagi. Ini pendangkalan Islam dari dalam namanya. Mematikan ratusan ribu tempat pengajian dan jutaan guru ngaji.
Di FDS Asli dan Pesantren makan disediakan. Sudah dimasukkan ke dalam bayaran. Anak saya yang ke2 pesantren.
Di Sekolah Negeri, makan tidak disediakan. 779 siswa itu tak bisa makan siang karena jumlah pedagang makanan (dgn gizi kurang jelas) tidak cukup. Walhasil jam 4 sore bisa belum makan. Ini bisa sakit maag seperti dr Ryan Thamrin. Bahaya. Zalim. Biadab. Meski kadang kami kasih bekal dan juga uang jajan, cuma kadang2 tetap saja kelewatan. Jika jam 2 sudah dirumah, mereka masih bisa makan siang di rumah.
Kalau SDIT rasanya jumlah siswa tidak sampai 700 orang. Masih manageable. Ada pun pesantren yang bisa ribuan itu memang sudah terbiasa puluhan tahun. Awalnya jumlahnya puluhan doang. Nah SMA Negeri dgn jumlah murid lebih dari 700 siswa, sulit menyediakan makan secara dadakan setiap hari.
Full Day School ini membuat siswa berangkat ke sekolah jam 6:00 pagi (karena Jakarta Macet) dan pulang jam 16:00 sore.10 jam di luar rumah. Pagi kadang tidak sempat sarapan. Jam 4 sore kelelahan belum makan siang. Tidak nafsu makan. Anak2 bisa sakit maag akut seperti dr Ryan Thamrin dan meninggal.
Sekolah SMAN belum siap menyediakan makan siang bagi 779 siswanya. Ini tidak dipikirkan oleh pemaksa FDS. Beda dgn FDS di Sekolah Islam Terpadu dan Pesantren yang mengadakan makan siang bagi para siswa. Pesantren malah menyediakan makan 3x sehari dan tempat tidur.
Anak2 yang biasa ngaji di Madrasah jam 16:00-16:30 sore sebanyak 4x seminggu sekarang tidak bisa lagi. Padahal banyak sekolah yang kepala sekolahnya Kristen dan ekskul Islam tak diberi dana. Pelajaran agama Islam cuma 1 jam seminggu. Ini mendangkalkan aqidah Islam. Bukan penguatan karakter.
Guru2 ngaji di Madrasah menganggur. Jutaan guru ngaji menganggur. Ini masalah sosial.
FDS yang dilancarkan Mendiknas Muhadjir Effendy harus ditolak.
Terlepas dari tidak solidernya elit struktural NU dgn ummat Islam, gerakan anti FDS ini harus kita dukung. Karena mendangkalkan Islam, membahayakan kesehatan murid, dan zalim.
Filed under: Pendidikan | Tagged: FDS, Full Day School, TolakFDS, TolakFullDaySchool |
Tinggalkan Balasan