Yang harus kita pahami adalah yang dijamin kesuciannya oleh Allah SWT adalah Al Qur’an. Bukan Hadits.
Yang maksum bebas dari dosa itu adalah Nabi. Bukan manusia biasa termasuk perawi hadits. Maksum pun bukan berarti bebas dari salah. Nabi pun bisa berbuat salah seperti Nabi Adam yang makan buah Khuldi. Tapi segera tobat shg diampuni Allah dan bersih dari dosa.
Kita harus paham bahwa Hadits Nabi yg diriwayatkan oleh Imam Bukhari yg lahir tahun 196 Hijriyah itu bukan dari Nabi kemudian langsung ditulis oleh Imam Bukhari. Bukan. Tapi melalui beberapa rantai manusia seperti generasi sahabat, anak sahabat (tabi’in), cucu sahabat (tabi’it tabi’iin) dsb. Ada kemungkinan perubahan kalimat / kata di situ.
Banyak hadits serupa, tapi lafadz / kalimatnya berbeda2 antar perawi. Sehingga meski satu hadits diriwayatkan oleh banyak perawi seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, dsb, hadits yang dikutip sering kali disebut “LAFADZ DARI IMAM MUSLIM”. Ini karena redaksi kalimat / kata2nya berbeda meski secara sanad mutawattir.
Jika jumlah ayat Al Qur’an ada 6236 ayat, jumlah hadits amat banyak. Saat ini sekitar 100.000 hadits. Para Imam Mazhab banyak yg menguasai 1 juta hadits.
Ada hadits Shahih, Hasan, dan Dhoif (lemah). Ada pula yang Maudlu / Palsu dan Israiliyat yg dibuat Yahudi.
Hadits juga ada yang bertentangan. Ada hadits yang mengisahkan Nabi mengeraskan bacaan Bismillah pada sholat. Ada juga hadits Nabi memelankan bacaan Bismillah. Bisa juga Nabi memang kadang mengeraskan Bismillah, kadang juga memelankannya. Jadi tidak kaku / rigid. Ada Hadits Nabi melarang sahabat menulis hadits, ada juga hadits Nabi membolehkannya.
Contoh hadits nabi dalam periwayatan yang lengkap :
حدثنا عبيدالله بن موسى قال : اخبرنا حنظلة بن ابى سفيان عن اكرمة بن خالد عن ابن عمر رضي الله عنهما قال : قال رسول الله ص.م. بني الاسلام على خمس شهادة ان لااله الاالله وان محمد رسول الله واقام الصلاة وايتاء الزكاة والحج وصوم رمضان. “رواه البخارى”
Artinya : “telah menceritakan kepada kami ubaidullah bin musa, ia berkata : telah mengabarkan kepada kami handhalah bin abi sufyan dari ikrimah bin khalid dari ibnu umar radhiyallahu ‘anhuma berkata : telah bersabda rasulullah saw : didirikan islam itu atas lima perkara : syahadat bahwa tidak ada tuhan selain allah dan muhammad rasulullah, mendirikan solat, membayar zakat, berhaji dan puasa dalam bulan ramadhan”. (Riwayat Bukhari)
Dengan demikian, maka urutan-urutan sanad dari hadis diatas adalah sebagai berikut :
Ubaidullah bin musa sebagai sanad pertama atau awal sanad.
Handhalah bin abi sufyan sebagai sanad kedua.
Ikrimah bin khalid sebagai sanad ketiga.
Ibnu umar ra. Sebagai sanad keempat atau akhir sanad
Ada ribuan perawi hadits dari berbagai generasi. Ada yang dipercaya. Ada juga yang tidak dipercaya bahkan dijuluki “Akdzabun Nas”. Manusia paling pendusta. Haditsnya tidak dipakai. Para ahli hadits pun kadang tidak sepakat apakah si Fulan dipercaya atau tidak dipercaya. Ada juga perawi yang di masa mudanya bagus hafalannya. Tapi di masa tua pelupa sehingga haditsnya tak bisa diambil lagi.
Ilmu hilang bersama wafatnya Ulama. Demikian pula hadits. Imam Malik yang menguasai 1 juta hadits cuma menulis kurang dari 2.000 hadits atau kurang dari 0,2%. Imam Bukhari yang menguasai 600.000 hadits cuma menuliskan 7.275 hadits saja. Kurang dari 2%.
Imam Mazhab seperti Imam Malik yang lahir tahun 93 Hijriyah masih bisa menyaksikan amal Ahli Madinah, anak2 dan cucu2 dari sahabat Nabi. Amal ibadah mereka mirip seperti Nabi dan para sahabatnya. Masih murni.
Dari para ulama lah shg kita tahu cara sholat yang benar, cara puasa, dsb.
Apakah ikut Al Qur’an saja dan ingkar Hadits? Ingkar Hadits juga keliru. Selama hadits tsb sejalan dgn Al Qur’an dan Jumhur Ulama, insya Allah bisa jadi pegangan. Tapi jika isinya menyalahi Al Qur’an atau Jumhur Ulama, ini harus dikaji lagi. Bagaimana pun Al Qur’an itu hirarkinya lebih tinggi dari Hadits.
Filed under: Islam |
Tinggalkan Balasan