Khomeini dan Salman Rushdie
Kasus penghinaan Islam paling terkenal adalah buku “Satanic Verses” yang ditulis oleh Salman Rushdie. Salman menggambarkan Al Qur’an sbg ayat2 setan dan istri2 Nabi sbg pelacur di tahun 1988.
Tahun 1989, Imam Khomeini yang merupakan pemimpin tertinggi Iran setelah menjatuhkan Syah Iran Reza Pahlevi mengeluarkan fatwa hukuman mati bagi Salman Rushdie. Ini fatwanya:
Dengan nama-Nya Yang Maha Tinggi
Inna Lillahi Wa Inna Ilahi Rajiuun. Saya beritahukan kepada kaum muslimin pemberani di seluruh dunia. Telah diterbitkan buku Ayat-ayat Setan yang menghina Islam, Nabi dan al-Quran. Penulis serta penerbit buku itu hukumannya adalah MATI!Saya mengharap kepada seluruh kaum muslimin pemberani yang menemukan mereka di mana saja untuk membunuh mereka. Sehingga tidak ada lagi orang yang berani menghina hal-hal yang disucikan oleh kaum muslimin.
Siapa saja yang mati dalam usaha membunuh mereka, terhitung sebagai syahid Insya Allah. Perlu diketahui, bila seseorang mengetahui keberadaan si penulis buku, namun ia sendiri tidak dapat membunuhnya, maka ia harus mengabarkan kepada orang lain sehingga mereka yang akan melakukan pembunuhan itu dan ia dapat merasakan akibat dari amal perbuatannya.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
===
Sejak fatwa tsb muncul, Salman Rushdie segera kabur ke Inggris dan mendapat perlindungan penuh. Namun beberapa penulis yang menterjemahkan buku Salman Rushdie ke berbagai bahasa tewas dibunuh. Istrinya pun minta cerai krn hidupnya tdk normal.
Kita tak usah bahas alirannya. Tapi fatwa matinya cakep.
Andai ada 1 ulama terkenal saja yang bisa buat fatwa begitu, mantap. Tidak akan berani org menghina Islam.
Saat Imam Khomeini meninggal, Inggris meminta agar fatwa mati tsb dicabut. Tapi dijawab oleh Imam Khamenei, yang bisa mencabut fatwa mati tsb adalah Imam Khomeini sendiri. Padahal ybs sudah meninggal.
Jadi hingga kini, Salman Rushdi tetap hidup dalam persembunyian meski usianya sudah 69 tahun. Sudah 27 tahun Salman bersembunyi.
Tahun 2007, Salman Rushdie melaporkan bahwa dia masih mendapat semacam “Kartu Valentine” dari Iran setiap tanggal 14 Februari memberi tahu bahwa negara tsb belum lupa akan janji untuk membunuhnya.
Tanggal 11 Juli 1991, Hitoshi Igarashi, penulis Jepang yg menterjemahkan Buku Satanic Verses dibunuh sementara Ettore Capriolo, penterjemah Italia terluka parah.
Tahun 1993, Yayasan Khordad di Iran menjanjikan hadiah US$ 300.000 bagi orang yg bisa membunuh Salman Rushdie. Tahun 1997 dinaikkan jadi US$ 600.000. Tahun 1999, sebuah Yayasan Iran menyediakan US$ 2,8 juta sbg hadiah.
Saat ditanya bagaimana kalau penghina Islam Salman Rushdie bertobat dan minta maaf, Imam Khomeini yg memberi fatwa mati berkata: “Meski dia tobat dan jadi orang paling saleh dan zuhud di dunia, hukuman mati tetap wajib dijalankan.” Salman Rushdie ini penulis buku Satanic Verses yg menghina Al Qur’an sbg ayat2 setan dan istri2 Nabi sbg pelacur tahun 1988.
Meski Imam Khomeini sdh lama wafat, Salman Rushdie hingga sekarang tetap sembunyi di Inggris dgn perlindungan penuh.
Ini seperti pezina yg tobat dan datang kepada Nabi, tetap dirajam mati meski menurut Nabi andai tobatnya itu dibagi ke seluruh manusia di dunia, semua bisa selamat dr api neraka.
Bayangkan jika semua pelaku kejahatan bisa terhindar dr penjara hanya karna minta maaf, penjara akan kosong. Sebab banyak pembunuh, perampok, dan pemerkosa yg menyesal dan minta maaf.
https://id.wikipedia.org/wiki/Salman_Rushdie
https://ressay.wordpress.com/2007/02/25/265/
18 tahun Fatwa Mati Salman Rushdi
https://en.wikipedia.org/wiki/The_Satanic_Verses_controversy
In 2007, Salman Rushdie reported that he still receives a “sort of Valentine’s card” from Iran each year on 14 February letting him know the country has not forgotten the vow to kill him.
11 July 1991: Hitoshi Igarashi, the novel’s Japanese translator, is stabbed to death by an alleged Bangladeshi exchange student;[144] and Ettore Capriolo, its Italian translator, is seriously wounded.
1999: An Iranian foundation places a $2.8 million bounty on Rushdie’s life.
Filed under: Islam |
Tinggalkan Balasan