Baik Sunni mau pun Syiah merayakan hari Asyuro. Jadi biar saja. Itu hak masing2. Meski untuk Syiah bagusnya di tempat tertutup mengingat mereka minoritas.
Sunni merayakan dgn kegembiraan dan menyantuni anak Yatim. Syiah dgn kesedihan mengingat tragedi Karbala di mana cucu Nabi Sayyidina Husein dipenggal kepalanya oleh musuhnya.
Asy Syuro itu satu hari istimewa. Puasa di hari itu saja amat besar pahalanya. Jadi wajar jika ada yg merayakannya. Tak perlu dilarang2.
Mending urus diri masing2. Tidak usah ngurusin aliran lain.
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, kemudian beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Beliau bertanya :”Apa ini?” Mereka menjawab :”Sebuah hari yang baik, ini adalah hari dimana Allah menyelamatkan bani Israil dari musuh mereka, maka Musa berpuasa pada hari itu sebagai wujud syukur. Maka beliau Rasulullah menjawab :”Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian (Yahudi), maka kami akan berpuasa pada hari itu sebagai bentuk pengagungan kami terhadap hari itu.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, Ahmad)
“Ia adalah hari mendaratnya kapal Nuh di atas gunung “Judi” lalu Nuh berpuasa pada hari itu sebagai wujud rasa syukur”[HR Ahmad]
عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِي الهُل عَنْهُ قَالَ كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ يَوْمًا تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَتَتَّخِذُهُ عِيدًا فَقَالَ رَسُولُ الهِ صَلَّى الهُه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صُومُوهُ أَنْتُمْ
“Abu Musa berkata : “Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan mereka menjadikannya sebagai hari raya, maka Rasulllah Shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Puasalah kalian pada hari itu” [HR Bukhari Muslim]
Antara 4 Mazhab Sunni seperti Maliki, Hanafi, Syafi’i, dan Hanbali saja ada banyak perbedaan misalnya menyentuh wanita ada yg bilang batal ada yg tidak, apalagi Sunni dgn Syiah. Jangan kaget dgn perbedaan.
Ada 4 ulama Aswaja bu. Semua ilmunya dalam. 2 di antaranya bergelar KH Doktor dan pernah ceramah di TV dan istana. 1 lagi Habib. Jemaah lbh dr 10.000. Saat saya tanya 1 masalah, jawabannya beda2 hingga 180 derajad. Jadi jgn kaget kalau ada perbedaan. Apalagi kalau sdh ke Mekkah dan Madinah beberapa kali, banyak perbedaan. Jadi kalau beda dianggap sesat, ini perlu banyak piknik.
Haditsnya sama jika seorang di antaramu hendak berkurban, janganlah memotong rambutNYA (HU) dan kukuNYA dari awal Dzulhijjah hingga Idul Adha.
Beda tafsir dhomir (kata ganti) NYA (HU) itu apakah untuk orang yg berkurban atau untuk hewan kurbannya membuat fatwa mereka beda. Yg satu bilang orang yg berkurban tdk boleh memotong rambut dan kuku. Yg lain boleh. Yg dilarang hewan kurbannya
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Terkait
Filed under: Islam |
Tinggalkan Balasan