Ada beberapa pasien yang bertanya: “Sebaiknya Bekam itu duduk atau berbaring?”
Sebetulnya keduanya bisa dilakukan. Masing-masing ada kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Pada posisi berbaring, pasien merasa lebih rileks dan nyaman. Bahkan bisa tertidur. Kekurangannya adalah untuk keluar, darah harus naik ke atas melawan gravitasi bumi. Darah tetap keluar karena disedot, namun kurang optimal. Selain itu gaya gravitasi bumi dan sifat air yang berusaha pergi ke tempat yang lebih rendah, akan mendorong darah kotor yang sudah keluar untuk masuk kembali ke lubang-lubang dalam tubuh. Ini tentu bisa berakibat kurang baik.
Pada posisi duduk, pasien yang sudah biasa dibekam berbaring mungkin kurang nyaman. Tapi sebenarnya darah mengalir lebih lancar. Begitu keluar, darah kotor langsung ke bawah. Kontak kulit dengan kasur pun sedikit. Usahakan saat duduk, kaki lurus ke depan dan tidak tertekuk atau pun bersila. Jangan sampai paha tertekan. Jika tertekuk atau tertekan, peredaran darah kurang lancar dan bisa kesemutan.
Kebayang tidak jika ada pasien yang selain dibekam di punggung, kemudian dibekam didepan sehingga akhirnya darahnya bisa menempel di kasur? Walau ini jarang, tapi bisa terjadi. Untuk itu sterilisasi tempat tidur pun harus baik. Seprai yang anti bocor harus diganti baru setiap ada pasien baru. Seprai yang lama harus disteril dengan baik di antaranya dipanaskan dengan suhu lebih dari 80 derajad selama minimal 20 menit. Sebab jika kurang dari itu, virus-virus penyakit yang berbahaya seperti virus AIDS dan Hepatitis akan tetap hidup.
Dari website CDC (Centers for Disease Control and Prevention), Lembaga Kontrol dan Pencegahan Penyakit di AS, dijelaskan bahwa penularan penyakit bisa lewat darah dan cairan tubuh lain seperti keringat, air liur, dsb. Jadi jika saat berbaring pasien berkeringat atau tertidur dan (maaf) ngiler, jika pada seprai atau tempat tidur tidak disteril dengan baik, bisa terjadi penularan penyakit.
Saat bekam pertama di tahun 2006 di Kalibata Mall, saya dibekam dengan cara duduk. Hasilnya sungguh memuaskan. Badan jadi enteng dan pandangan jadi terang. Saat dibekam di tempat Ustad Kathur (As Sabil) yang merupakan seorang sesepuh bekam, saya juga dibekam dengan duduk. Ipar saya, Ustad Ismail yang dibekam oleh Ustad Azib dari Bengkel Manusia, saat berbaring juga disuruh duduk oleh Ustad Azib. “Tidak usah berbaring. Duduk saja!” kata ustad Azib. Ustad Kathur dan Ustad Azib boleh dikata sesepuh di dunia bekam.
Bekam dilakukan dengan berbaring jika kondisi memang darurat pada saat tubuh pasien lemah.
Sumber:
Bekam Sebaiknya Duduk atau Berbaring?
Bekam Sebaiknya Duduk atau Berbaring?
Filed under: Kesehatan |
Tinggalkan Balasan