Saat Sifat 20 yang mengenalkan sifat2 Tuhan yang Asli dan yang Palsu dianggap sesat, saat itu kita melemahkan aqidah ummat Islam. Dgn Sifat 20 ini kita paham bahwa Tuhan sejati itu Maha Hidup. Jika mati/wafat, dia bukan Tuhan. Tuhan sejati itu Qidam/terdahulu. Jika lahir belakangan, berarti bukan Tuhan. Jika ini dipahami dan diyakini, insya Allah ummat Islam tidak mudah dimurtadkan.
Saat zikir dan doa berjama’ah usai sholat berjama’ah dianggap sesat, kita menjauhkan ummat Islam dari Allah. Ummat tidak bisa mendengar dan menghafal bacaan zikir dan doa yang benar dari Imam yang bagus dan lurus. Langsung ngacir ke rumah.
Saat musik yang mendekatkan diri kita kepada Allah dianggap haram, saat itu Syiar Islam dibuat redup. Allah itu indah dan suka keindahan. Manusia umumnya juga begitu. Konser2 musik seperti Iwan Fals dsb bisa dihadiri jutaan manusia. Jika musik dianggap haram, penarik orang ke dalam Islam pun berkurang. Nabi Daud dikenal bersuara merdu sehingga gunung2 dan burung ikut bertasbih bersama Daud.
Dari Abu Hurairah Ra bahwa Umar Ra melewati Hassan yang sedang bernyanyi di dalam masjid, lalu ia memandangnya. Maka berkatalah Hassan: Aku juga pernah bernyanyi di dalamnya, dan di dalamnya ada orang yang lebih mulia daripada engkau. Muttafaq Alaihi.
Aisyah berkata, “Rasulullah masuk padaku, dan di sisiku ada dua anak wanita (dari gadis-gadis Anshar 2/3, dan dalam satu riwayat: dua orang biduanita 4/266) pada hari Mina. Lalu, keduanya memukul rebana. Mereka menyanyi dengan nyanyian (dalam satu riwayat: dengan apa yang diucapkan oleh wanita-wanita Anshar pada hari) Perang Bu’ats sedang keduanya bukan penyanyi. Beliau berbaring di atas hamparan dan memalingkan wajah beliau. Abu Bakar masuk, sedang Nabi menutup wajah dengan pakaian beliau, lalu Abu Bakar menghardik saya (dan dalam satu riwayat: menghardik mereka) dan mengatakan, ‘Seruling setan di (dalam satu riwayat: Pantaskah ada seruling setan di rumah) Rasulullah? Dia mengucapkannya dua kali. Lalu, Nabi menghadap Abu Bakar (dalam satu riwayat: lalu Nabi membuka wajahnya) lantas bersabda, ‘Biarkanlah mereka wahai Abu Bakar! Karena tiap-tiap kaum mempunyai hari raya, dan hari ini adalah hari raya kita.’ Maka, ketika beliau lupa, saya mengisyaratkan kepada kedua anak wanita itu, lalu keduanya keluar.” [HR Bukhari]
Saat Takbir Keliling dianggap sesat pun Syiar Islam juga makin kurang. Akhirnya yang keliling itu cuma biker, suporter bola, tahun baru, dsb. Padahal konsep THawaf keliling Ka’bah 7x dan bolak-balik 7x pada Sya’i dari bukit Shofa dan bukit Marwah itu gunanya untuk Syiar Islam. Begitu pula perjalanan Nabi dari Madinah ke Mekkah yang jaraknya ratusan km atau ke Tabuk yg ribuan KM. Itu Syiar Islam agar orang2 kafir tahu kekuatan ummat Islam.
Jika ummat Islam cuma di rumah dan di masjid saja, mana Syiar Islamnya?
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Terkait
Filed under: Iman |
Tinggalkan Balasan