Beda Orang Awam dengan Orang yang Berilmu

Antara Tekstualis yang sekedar menghafal teks dengan pemahaman yang dangkal dengan orang yang membaca dengan ilmu itu beda.

Tekstualis sekedar menukil kitab. Meski dia hafal judul buku, bab, dan nomor halaman, tapi dia tidak tahu kitabnya asli apa palsu?

Orang yang berilmu memeriksa dulu apakah kitabnya itu asli atau palsu. Caranya bertanya dengan gurunya yang sanad ilmunya sampai ke Nabi dan mendapatkan kitab di tempat yang dipercaya. Contoh banyak kitab ulama yang aslinya menulis kata Rafidhi, sekarang diubah jadi Syi’i. Maknanya beda jauh karena tidak semua Syi’i itu Rafidhi. Kata Rafidhi memang umum dipakai ulama misalnya oleh Imam Syafi’ie dalam kitabnya Diwan Syafi’ie.

Tekstualis cuma memahami teks dengan dangkal apa adanya. Dia tidak mengerti apa satu dalil itu mansukh (sudah dihapus) atau nasikh.

Sebaliknya orang yang berilmu itu bisa membaca apa yang tersirat. Dia bisa membaca apa yang tidak tertulis dalam kitab tsb berdasarkan ilmu yang dia miliki. Reading between the lines!

Contoh ada tulisan Hasan meninggal lebih dulu dari Mu’awiyah. Orang yang dangkal cuma berhenti sampai di situ. Orang yang berilmu akan menyelidiki lebih jauh dari berbagai ulama dan kitab2 lainnya. Oh ternyata menurut versi lain Hasan itu meninggal karena diracun. Itulah sebabnya dia meninggal saat masih muda, yaitu 47 tahun sementara Mu’awiyah yang lebih tua masih hidup.

Tekstualis menterjemahkan secara literalis. Harfiyah. Tidak memahami majaz atau perumpamaan. Sementara orang yang berilmu sudah belajar balaghoh atau berbagai peribahasa dan idiom/perumpamaan2 yang ada.

Jadi tidak semua orang bisa memahami Al Qur’an. Tidak semua orang bisa memahami kitab. Cuma ulama yang bisa.

“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia, dan tiada memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu” (Al ‘Ankabut:43)

Tuhan juga menegaskan hanya dengan ilmulah orang bisa mendapat petunjuk Al Qur’an.

“Sebenarnya, Al Qur’an itu adalah ayat2 yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu” (Al Ankabut:49)

Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2013/05/27/menghormati-dan-mengikuti-ulama-pewaris-nabi/

Anak2 muda atau orang2 awam yang baru belajar agama di akhir zaman saat bacaan yang dia baca sudah dikotori dengan fitnah akan seperti hadits Nabi di bawah:

Hadis riwayat Ali ra., ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Di akhir zaman akan muncul kaum yang muda usia dan lemah akal. Mereka berbicara dengan pembicaraan yang seolah-olah berasal dari manusia yang terbaik. Mereka membaca Alquran, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama, secepat anak panah meluncur dari busur. Apabila kalian bertemu dengan mereka, maka bunuhlah mereka, karena membunuh mereka berpahala di sisi Allah pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.1771)

“Akan keluar di akhir zaman suatu kaum yang usia mereka masih muda, dan bodoh, mereka mengatakan sebaik‑baiknya perkataan manusia, membaca Al Qur’an tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka. Mereka keluar dari din (agama Islam) sebagaimana anak panah keluar dan busurnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Suatu kaum dari umatku akan keluar membaca Al Qur’an, mereka mengira bacaan Al-Qur’an itu menolong dirinya padahal justru membahayakan dirinya. Shalat mereka tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka.” (HR. Muslim)
“Mereka baik dalam berkata tapi jelek dalam berbuat, mengajak untuk mengamalkan kitab Allah padahal mereka tidak menjalankannya sedikitpun.” (HR. Al-Hakim)

Iklan

Tinggalkan Balasan

Please log in using one of these methods to post your comment:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: