Ceramah oleh KH Dr Mohamad Hidayat MBA di Masjid At Taubah Kebon Nanas Jaktim tanggal 6 September 2015 dari kitab Adabul Islamiyah bab Adabul Udhiyyah / Adabul Qurban
Kurban ini dari sunnah Nabi Ibrahim yang diperintahkan Allah untuk menyembelih anaknya, Ismail. Nabi Ibrahim dan Ismail mematuhi perintah Allah dengan ikhlas. Namun saat Nabi Ibrahim akan menebas leher anaknya, Allah menggantinya dengan kibasy (domba).
Ummat Islam saat ini diperintahkan Allah untuk menyembelih hewan kurban seperti kambing, sapi, dan onta.
Ada pun beberapa adab menyembelih kurban adalah:
1. Ikhlas lillahi ta’ala. Tidak karena riya/pamer, sum’ah ingin disebut2 namanya, kibir/sombong, dsb.
2. Tidak boleh mengambil manfaat sebelum hewan kurban dikurbankan. Misalnya sebelum dikurbankan/disembelih tidak boleh diambil kulit, tanduk, dsb.
Setelah dikurbankan, disunnahkan orang yang berkurban untuk ikut memakan hewan kurbannya.
3. Hewan kurban harus sehat. Tidak boleh picek/buta, kupingnya sobek, pincang, atau cacat lainnya.
Hewan kurban sudah harus dewasa. Di atas 1 tahun. Meski besar dan gemuk, jika kambing belum berumur 1 tahun, ini belum boleh dikurbankan.
4. Disunnahkan menyembelih dengan tangan sendiri. Jika disembelih oleh orang lain, harus ada ujrohnya Saat menyerahkan hewan ke masjid, dsb, sebaiknya diberikan juga upah untuk tukang potong, makanan hewan, dan juga plastik2 untuk pembagian kurban
5. Hewan disembelih setelah sholat hari raya. Jika disembelih sebelum sholat hari raya, jatuhnya bukan sebagai kurban. Untuk Idul Adha bisa disembelih dari hari ke , ke2, dan ke3.
6. Memelihara adab terhadap hewan kurban. Tidak mengacung2kan pisau ke depan hewan kurban. Tidak menyembelih kurban di depan calon kurban lainnya. Harus menjaga perasaan hewan.
7. Menyembelih dengan cara yang baik. Pisau harus tajam. Kambing dan Sapi sebelum disembelih harus direbahkan dan ditindih lehernya dengan kaki. Ada pun onta disembelih dalam keadaan berdiri dengan kaki kiri depan terikat.
Ada beberapa pertanyaan dengan jawaban sebagai berikut.
Khutbah Idul Adha adalah bagian/rukun dari Sholat Idul Adha. Jadi jika ada yang bicara apalagi sampai meninggalkan tempat saat khutbah, pahalanya batal.
Menurut KH Ali Yafie, semua ibadah seperti sholat, puasa Ramadhan, dsb mengikuti waktu setempat, kecuali Puasa Arofah. Waktunya mengikuti saat orang2 sedang wukuf di Arofah bagi orang2 lain yang tidak wukuf.
Filed under: Uncategorized |
Tinggalkan Balasan