Mahasiswa UNIDA Gontor mengadakan Seminar Bahaya Syiah. Ada tabayyun dgn mengundang orang Syi’ah tidak misalnya Habib Hasan Dalil dari ABI atau Pakar Syi’ah seperti KH Quraish Shihab, KH Hasyim Muzadi, KH Din Syamsuddin atau Habib Rizieq Syihab?
ISIS tidak berbahaya, katanya. Justru Syi’ah yang berbahaya dan harus diperangi!
Kapan Gontor mengadakan Seminar Bahaya Wahabi?
Tabayyun dengan kaum yang dituduh itu adalah perintah Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. ” [Al Hujuraat 6]
Mahasiswa itu adalah Insan Akademi yang berpikir ilmiyah. Secara Islami, kalau dia mengadakan Seminar soal Syi’ah, undang orang Syi’ah ke situ. Seperti apa mereka. Di Dunia Ilmiyah begitu. Seorang Ahli Hadits akan mempelajari hadits langsung dgn bimbingan guru. Ahli Paus akan meneliti Paus secara langsung. Bukan cuma dengar kata gurunya atau lihat buku. Begitu.
Kalau mengadakan Seminar Syi’ah tapi tidak mengundang kaum Syi’ah, itu tidak Ilmiyah. Tidak juga Islami karena mereka tidak Tabayyun.
Tanya juga Ulama yang bukan Syi’ah, namun mereka itu adalah Ahli Soal Syi’ah dan punya keadilan / netral. Bebas dari ‘Ashobiyyah atau kebencian:
Firman Allah:
“…Bertanyalah kepada Ahli Zikir (Ulama) jika kamu tidak mengetahui” [An Nahl 43]
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2013/08/11/cara-mendapatkan-berita-yang-benar/
Coba tanya para Pakar di atas. Kalau dari Suriah coba tanya Ulama senior seperti Syekh Ahmad Hasun atau Syekh Taufik Al Buthi. Bukan ulama muda yang masih bau kencur.
Coba lihat pernyataan dari Seminar Syi’ah di Gontor:
Salah satu tantangan yang datang dari luar adalah aqidah Syiah. Syiah telah mengaku sebagai bagian dari aqidah Islam yang benar sebagaimana Ahl as-Sunnah wa Al-Jama’ah.
Menurut Mahasiswa Gontor tsb, Syi’ah itu bukan Islam. Kafir. Cuma mengaku-ngaku saja sebagai bagian dari aqidah Islam yang benar. Apa betul begitu? Bagaimana dengan pendapat para ulama lainnya?
1-2 Ulama saja bagi Muslim yang benar harus dihormati keputusannya. Bagaimana dengan Ijma Ulama yang ditanda-tangani 200 Ulama dan sekarang berkembang jadi 552 Ulama yg menyatakan Sunni dan Syi’ah adalah Islam? Risalah Amman ditanda-tangani 200 Ulama dan sekarang berkembang jadi 552 Ulama di antaranya Hasyim Muzadi, Din Syamsuddin, Qaradhawi, Al Buthi, Syekh Al Azhar Ali Jum’ah dan Ahmad Thayyib, Habib ‘Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafiz dan Al-Habib ‘Ali Al-Jifri (Yaman), bahkan raja Arab Saudi Abdullah dan Ulama Saudi Syekh Mani. Kok tidak dipercaya juga? Silahkan lihat di sini:
https://kabarislamia.com/2013/08/06/risalah-amman-ijma-ulama-dianggap-akal2an-syiah-oleh-wahabi/
Ini Website Resmi Risalah Amman (Amman Message) berikut 3 poin dalam bahasa Inggris. Saya yakin para Mahasiswa Gontor bisa memahaminya:
- They specifically recognized the validity of all 8 Mathhabs (legal schools) of Sunni, Shi’a and Ibadhi Islam; of traditional Islamic Theology (Ash’arism); of Islamic Mysticism (Sufism), and of true Salafi thought, and came to a precise definition of who is a Muslim.
- Based upon this definition they forbade takfir (declarations of apostasy) between Muslims.
- Based upon the Mathahib they set forth the subjective and objective preconditions for the issuing of fatwas, thereby exposing ignorant and illegitimate edicts in the name of Islam.
Jika paham bahasa Inggris, coba baca isi Risalah Amman yang menyatakan bahwa Sunni dan Syi’ah (Ja’fari dan Zaidiyah) adalah bagian dari Islam dan dilarang saling mengkafirkan. Lihat juga siapa sih ulama-ulama yang menanda-tangani Risalah Amman tsb? Mereka semua adalah ulama senior yang kredibel. Jumlahnya banyak. Jumhur Ulama. Bukan cuma 1 oknum ulama Muda Suriah yang bisa jadi berpaham Wahabi / Khawarij yang memang membenci Syi’ah dan mencoba mengadu-domba ummat Islam agar Sunni perang melawan Syi’ah.
Kalau Sunni lawan Syi’ah, tidak ada yang menang. Dua2nya hancur. Menang jadi Arang, kalah jadi abu. Begitu kata pepatah. Jika tidak percaya, coba pelajari perang Iran-Iraq yang terjadi tahun 1980-1988. Meski Iraq yang menyerang Iran pertama kali, tapi Iraq jugalah akhirnya yang minta damai karena akhirnya rugi sendiri. 1 juta orang tewas (400 ribu orang Iraq dan 600 ribu orang Iran). Iraq bangkrut karena biaya perangnya US$ 1000 Milyar (Rp 14.000 Trilyun). Bayangkan harta Saudi saja sekarang cuma US$ 650 Milyar. Makanya Saddam marah saat negara2 Teluk menagih hutangnya.
Bukan cuma Syi’ah yang mengaku sebagai Islam. Tapi para Ulama Sunni yang menanda-tangani Risalah Amman juga mengakui bahwa Syi’ah sebagaimana Sunni adalah bagian dari Islam. Kalau tidak ada Syi’ah, tidak perlu ada istilah Sunni. Cukup Islam saja.
Soal Syi’ah ini tanya Habib Rizieq, KH Hasyim Muzadi, atau KH Din Syamsuddin mas. Menurut mereka tidak semua Syi’ah sesat. Jika para ulama tsb benar, antumlah yg sesat:
“Barangsiapa yang berkata kepada saudaranya “hai kafir”, maka ucapan itu akan mengenai salah seorang dari keduanya.” [HR Bukhari]
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar Ra, bahwa Nabi SAW bersabda:
“Bila seseorang mengkafirkan saudaranya (yang Muslim), maka pasti seseorang dari keduanya mendapatkan kekafiran itu. Dalam riwayat lain: Jika seperti apa yang dikatakan. Namun jika tidak, kekafiran itu kembali kepada dirinya sendiri”.[HR Muslim]
Dari Abu Dzarr Ra, Nabi SAW bersabda:
“Barangsiapa memanggil seseorang dengan kafir atau mengatakan kepadanya “hai musuh Allah”, padahal tidak demikian halnya, melainkan panggilan atau perkataannya itu akan kembali kepada dirinya”.[HR Muslim]
Ormas Islam terbesar di Indonesia adalah NU dan Muhammadiyah. Kemudian MUI (Majelis Ulama Indonesia) selaku perwakilan para ulama. Ketua NU seperti Gus Dur, KH Hasyim Muzadi, dan KH Said Aqil Siradj menyatakan Syi’ah adalah Islam. Ketua Muhammadiyyah Prof Dr Ahmad Syafi’ie Ma’arif dan KH Din Syamsuddin (juga Ketua MUI) juga berpendapat begitu. Demikian pula KH Ali Yafie yang pernah jadi Ketua Umum MUI serta KH Quraish Shihab dan KH Umar Shihab yang pernah jadi Ketua MUI. Apa Jumhur Ulama ini salah begitu? Yang benar cuma oknum Ulama Muda Suriah dan Mahasiswa Universitas Darussalam Gontor?
Baik Sunni maupun Syiah adalah sama-sama Muslim karena masih berada di lingkaran syahadat. Menurut kami, yang mempercayai syahadat itu otomatis Islam, apa pun mazhabnya,” ujar Din, di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (6/9/2012) malam lalu.
http://www.muslimedianews.com/2013/11/ketua-umum-pp-muhammadiyah-keberatan.html
Video Prof Dr Ahmad Syafi’ie Ma’arif (mantan Ketua Muhammadiyah) soal Syi’ah: https://www.youtube.com/watch?v=pxoW_M6A9Mo
KH Hasyim Muzadi (Mantan Ketua NU): Syiah Bagian dari Islam
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,39518-lang,id-c,nasional-,KH+Hasyim+Muzadi++Syiah+Bagian+dari+Islam-.phpx
Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Ali Yafie yang mengatakan, bahwa Syiah itu bagian dari Islam
Kepada Voa-Islam usai mengisi taklim di Yayasan Al-Washiyyah – Jakarta, KH. Ali Yafie menjelaskan, 60 negara Islam sedunia yang terhimpun dalam organisasi politik bernama OKI mengakui Iran sebagai salahsatu dari negara Islam yang berhaluan Syiah. “Dengan tergabungnya Iran sebagai negara Islam dalam wadah OKI tersebut, berarti Iran diakui sebagai bagian dari Islam. Itu sudah cukup,” ujar KH. Ali Yafie.
http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2012/02/04/17618/anggapan-syiah-bagian-dari-islam-sangat-tidak-beralasan/;#sthash.cWQfcs3O.dpbs
Pernyataan KH Ali Yafie dibantah oleh Farid Okbah. Farid Okbah ini ngomong ada 45 juta pengungsi Suriah. Padahal jumlah penduduk Suriah cuma 22 juta jiwa.
Di Seminar tsb disebut:
Umat Syiah telah melakukan perbuatan yang sangat keji di berbagai belahan dunia Timur Tengah. Mereka membunuh ulama-ulama sunni bahkan anak-anak yang tidak berdosa.
Sekarang kita tanya: “Milisi Syi’ah mana sih yang berbuat keji membunuh ulama-ulama Sunni bahkan anak-anak yang tidak berdosa?” Milisi Syi’ah Hizbullah justru membela rakyat Lebanon melawan Israel. Hizbullah ini bekerjasama dgn Hamas. Ini pembelaan Hamas terhadap Hizbullah:
http://www.qassam.ps/search.php?cat=news&keyword=hezbollah
Two Israeli Soldiers Killed, 7 Wounded, By Hezbollah Fighters
(29-01-2015)
Hamas lashes out at Israel over murder of Hezbollah fighters
Lihat bagaimana Hizbullah membunuh 2 tentara Israel dan melukai 7 lainnya setelah 7 milisi Hizbullah dibunuh tentara Israel. Hamas mengecam pembunuhan yang dilakukan tentara Israel terhadap Hizbullah.
Jika Hamas bekerjasama dengan Hizbullah melawan Israel, apa Gontor ingin kita berperang melawan Syi’ah termasuk Hizbullah begitu? Tidak jihad melawan Israel?
Milisi Syi’ah Huthi pun meski menyerbu ke Aden tidak melakukan pembantaian. Misalnya presiden Yaman, Hadi, cuma mereka tawan sehingga akhirnya bisa lolos dan kabur ke Arab Saudi. Jika Hadi itu jatuh ke tangan ISIS, tentu lehernya sudah dipenggal. Korban jatuh justru setelah jet tempur Arab Saudi membombardir Yaman.
Syi’ah Huthi (Zaidiyah) yang berontak tahun 2004 memang salah. Tapi pemberontakan itu mereka lakukan setelah Al Qaidah yang bughot dari tahun 2000, sudah menguasai separuh Yaman. Al Qaidah ini berpaham Wahabi yang amat benci terhadap Syi’ah. Memerangi Syi’ah. Jadi mereka karena khawatir dibantai, akhirnya melakukan perlawanan.
Di Seminar itu ditulis:
Banyak hal yang disampaikan pada acara tersebut. Di antaranya adalah tentang sejarah Syiah, kebohongan-kebohongan yang dilakukan Syiah, kelompok yang bermain di belakang Syiah, hingga kepentingan-kepentingan Syiah dalam menyebarkan makar.
Kalau semua Syi’ah pembohong, bagaimana mungkin Imam Bukhari, Imam Muslim, dan penulis kitab haditsnya memakai perawi Syi’ah (bahkan ada yang Rafidhi) di dalam kitab hadits mereka? Jika semua Syi’ah itu bukan Islam, artinya ummat Islam tidak punya kitab Shahih lagi. Karena sebagian perawi di Kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim ternyata kafir. Coba belajar Ilmu Rijalul Hadits.
Jadi kata Habib Rizieq Syihab, penyerangan terhadap Syi’ah secara berlebihan, pada akhirnya juga akan menghancurkan Sunni.
Semboyan Gontor seperti “Berdiri di atas dan untuk semua golongan” dan “Ummat Islam seluruhnya adalah bersaudara dalam satu ukhuwwah diniyyah” bagus. Cuma sumbangan dari Arab Saudi ke pesantren Gontor dan Seminar Syi’ah yang menganggap ISIS tidak berbahaya dan yang harus diperangi adalah Syi’ah, membuat slogan Gontor di atas jadi tinggal kenangan.
Mahasiswa UNIDA Gontor Adakan Seminar Bahaya Syiah
Untuk menjawab tantangan tersebut, Universitas Darussalam Gontor mengadakan seminar tentang bahaya Syiah. Acara yang berlangsung pada hari Jum’at, 20 Maret 2015 tersebut dihadiri oleh ulama muda asal Syiria yaitu Syeh Samir Sakka al-Khatib Al-Husaini, selaku pemateri utama.
Di samping itu beliau juga menyinggung masalah ISIS (Islamic State of Iraq and Suriah). Menurut beliau, ISIS merupakan pengalihan isu internasional kejahatan yang dilakukan Syiah. Sebab, pada hakekatnya, ISIS tidaklah berbahaya. Justru Syiah adalah kelompok yang lebih berbahaya dan harus diperangi.
Dalam kesempatan berharga yang diadakan di Hall CIOS (Center for Islamic and Occidental Studies) UNIDA Gontor tersebut beliau menyayangkan akan tindakan beberapa masyarakat Indonesia yang pergi Suriah dengan alasan berjihad. Bahkan, menurutnya, hal itu merupakan kesalahan yang amat besar.
“Jika kami (Suriah) membutuhkan kalian (orang Indonesia) untuk berjihad, maka kami akan memberitahu kalian. Tapi untuk sekarang belum saatnya”. Ungkap Syeh Samir Sakka.
Bagi Arab Saudi, Donatur Gontor, ISIS, Al Qaidah, Boko Haram, dsb tidak berbahaya. Wong sama2 Wahabi… Inilah keadaan Gontor Sekarang. Tidak ada Tabayyun. Tidak ada Pakar Syi’ah yang netral dan kredibel. Cuma 1 sisi. Kacamata kuda
Dgn Seminar itu mungkin Gontor memotivasi santrinya untuk Jihad ke Suriah membunuh sesama muslim. Na’udzubillah min dzalik. Di Suriah kan banyak ulama besar seperti Syekh Ahmad Hasun atau Syekh Taufik Al Buthi? Kenapa yg diundang ulama muda yg bau kencur?
Sumbangan Arab Saudi ke Pesantren-Pesantren di Indonesia.
Dubes Arab Saudi Kunjungi Mawaridussalam Deli Serdang
Aug 25, 2014 admin AKHBAR, Dunia Pesantren 0
Pada kesempatan itu, Dubes mengumumkan bantuan sebesar 20.000 dolar AS kepada ponpes yang diwujudkan dalam bentuk perpustakaan digital, komputer, dan buku-buku. Kemudian ia meminta ponpes mengajukan dua nama guru untuk melaksanakan ibadah haji 1434, dan dua nama guru untuk melaksanakan ibadah umrah. Selain itu, tiga guru ditunjuk langsung untuk melaksanakan umrah. Mereka adalah Ust Muhammad Haramain bin Tumiran, Usth Mahani binti Muhammad Syahir, dan Ust Ilham Aswari Nasution (suami Usth Mahani) sebagai mahramnya.
http://majalahgontor.net/dubes-arab-saudi-kunjungi-mawaridussalam-deli-serdang/
Oleh : Ustadz Hasanain Juaini
(Alumni Gontor, Pimpinan Pondok Nurul Haramain, Lombok Barat, NTB)
Gedung Saudi yang megah di Kampus Gontor 1, tentu bisa ditebak adalah sumbangan dari Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia. Itu betul sekalipun tidak seluruhnya dari sana.
Tahun 1982, ada lagi kunjungan dari duta besar Kerajaan Saudi Arabia, Dubesnya sat itu bernama Syeikh Bakr Khumaisy. Diantara isi pidato Dubes adalah bahwa beliau menyampaikan salam dari dubes sebelumnya yang telah memberikan bantuan pembangunan Gedung yang diberi nama Gedung Saudi itu.
Semua uang itu lalu dihitung didepan hadlirin jumlahnya SERATUS JUTA . Balai pertemuan itu hiruk pikuk, maklum nilai seratus juta saat itu sangat dahsyat jika dihargakan dengan nilai sekarang.
Syeikh Bakr Khumaisy kelihatan tersenyum lebar sebab beliau tahu uang itu adalah uang yang beliau sumbangkan secara diam-diam kepada Kyai Imam Zarkasyi, tadi dirumah beliau sebelum masuk ruang pertemuan, maksudnya tentu untuk melanjutkan pembangunan Gedung Saudi itu
Dubes Arab Saudi Kunjungi Gontor
GONTOR – Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Mosthafa bin Ibrahim bin Ali Al Mubarok, pada Selasa (12/2) berkunjung ke Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Ponorogo. Kunjungan singkat ini bertujuan guna meningkatkan silaturahim antara keluarga besar PMDG dengan Kerajaan Arab Saudi.
http://www.gontor.ac.id/berita/hari-ini-dubes-arab-saudi-kunjungi-gontor
Biasanya Penghargaan Arab Saudi bukan cuma pujian atau kertas. Tapi juga uang… 🙂
Saudi Berikan Penghargaan kepada Gontor
IMLA Kembali Berikan Penghargaan kepada Gontor (1)MALANG – Kerajaan Arab Saudi melalui Markaz al-Malik Abdullah bin Abdul Aziz ad-Dauli li Khidmati al-Lughah al-Arabiyyah memberikan penghargaannya kepada Gontor. Penghargaan kali ini sebagai bentuk apresiasi kepada Gontor yang telah menjadi pelopor pembaharuan pengajaran Bahasa Arab di Indonesia dan mampu menelurkan para pengajar Bahasa Arab di seluruh pelosok Indonesia dengan tetap berbasis pendidikan karakter.
http://www.gontor.ac.id/berita/imla-kembali-berikan-penghargaan-kepada-gontor
Filed under: Wahabi | Tagged: Bahaya Syi'ah, Gontor, Pesantren Gontor, Syi'ah, Wahabi |
Tinggalkan Balasan