Bulan Bintang Lambang Penyembah Berhala?

Bulan Bintang

Belakangan Simbol Bulan Bintang dihina sbg Simbol Penyembah Berhala. Padahal lambang itu dipakai sbg simbol di banyak negara2 Islam (seperti Turki, Aljazair, Pakistan, Libya, Malaysia dsb) dan Bulan dan Bintang disebut dalam Al Qur’an dalam surat Al Qamar (Bulan) dan An Najm. Simbol Bulan Bintang ternyata sudah dipakai sejak zaman Bani Umayyah dan Khalifah Turki Usmani. Banyak masjid di Indonesia memasang simbol Bulan Bintang di atas kubahnya.

Ada simbol Salib yg mencerminkan Kristen dan di hadits Nabi disebut akan dipatahkan Nabi Isa, ada simbol Bintang David yg melambangkan Israel, ada Bulan Bintang yg melambangkan Islam. Belakangan muncul lambang seperti Tanduk Setan sebagaimana di sebut di beberapa hadits Nabi.


Beberapa masjid Wahabi yang didanai pemerintah Arab Saudi memakai lambang Tanduk Setan ini. Tanpa bintang. Di Masjid ini dilarang Maulid Nabi, Tahlilan, Zikir dan Doa bersama usai sholat wajib. Pengajaran Sifat 20 dianggap bid’ah sesat. Banyak ummat Islam difitnah sbg Musyrik karena ziarah dan berdoa di kuburan atau memakai batu akik.

Bulan Sabit Miring

Bulan sabit ujungnya tinggi sebelah atau seperti huruf C

Segala Fitnah dan Tanduk Setan ini seperti Nubuwat Hadits Nabi Muhammad. Itulah sebabnya mengapa ummat Islam sekarang saling bunuh di Libya, Suriah, Iraq, Afghanistan, Yaman, dan mungkin sebentar lagi di Indonesia. Apakah karena fitnah dari paham Najd dan Tanduk Setan?

Agus Sunyoto: Simbol Bulan Bintang Sudah Dipakai Umat Islam Sejak Lama
Malang, NU Online
Belakangan, bermunculan statement dan tayangan-tayangan di televisi bahwa simbol bulan bintang merupakan ciri khas bangsa Romawi, yakni, pengejawantahan dari dewa Apollo dan Atemis.

Penggunaan bendera dengan bergambarkan keduanya adalah syirik dan menyerukan bendera yang benar-benar menunjukkan agama Islam adalah sebagai mana yang dicontohkan Arab Saudi bertuliskan “Laa Ilaaha Illa Allah, Muhammadar Rasulullah”, dan menegaskan bahwa Rasulullah juga melakukan demikian.

Sejak masa Umayyah dan Muhammad el-Fatih, simbol bulan dan bintang sudah digunakan. Muhammad el-Fatih menaklukkan Konstantinopel dengan membawa bendera bulan dan bintang, semua itu bukan tanpa maksud.

“Bulan dan bintang adalah penggambaran makhluknya Dzat yang satu” terang Agus Sunyoto di Pesantren Global, Rabu (17/4).

Sebelumnya, mata uang era Arab Sassanians dibawah Umar bin Ubaydillah bin Mi’mar yang menjadi Gubernur Fars, tahun 686 M, yaitu 54 tahun setelah Rasulullah Saw wafat, sudah mencantumkan lambang bulan sabit dan bintang, mata uang zaman Umayyah, tahun 760 M sudah menggunakan lambang bergambar bulan dan bintang, mata uang perak setengah dirham pada masa Sulayman menjadi gubernur Tabaristan dibawah Khilafah Abbasiyah tahun 784 M juga menggunakan lambang bulan sabit dan bintang, perhiasan-perhiasan kalung pada era kekuasaan Fatimiyyah di Mesir, abad 11, sudah menggunakan lambang bulan sabit dan bintang. Simbol keduanya sudah digunakan orang-orang muslim pada zamannya, bukan terpengaruh kepercayaan paganisme.

Agus Sunyoto juga menegaskan, dalam al-Qur’an juga terdapat surah al-Qomar dan an-Najm. Bukan berarti mengkultuskan bulan dan bintang sebagai Tuhan, namun sebagai makhluk Tuhan.

“Bulan dan bintang adalah simbol tunggal yang tidak bisa dihubungkan dengan dewa-dewa lain” tegas penulis novel Sufi Desa vs Wahabi Kota ini.

Berkenaan dengan sunnah Rasul, bedera dan beberapa atribut yang dikenakan Nabi, lelaki paroh baya ini membantah jika nabi dulu menggunakan bendera yang bertuliskan lafadz yang disebutkan diatas.

Pengasuh pesantren Global tersebut mengatakan bendera yang pakai oleh nabi berwarna hitam, putih, dan hijau tanpa ada lafadz apapun.

“Jadi ketika hendak mengeluarkan pernyataan terkait sunnah, silahkan membaca sejarah “sirah Nabawi” dan beberapa buku yang valid dulu, sehingga tidak ditertawakan Arkeolog sedunia” tandasnya.

Lelaki yang tengah menulis buku terkait Ronggowarsito ini mengharap, masyarakat muslim tidak terkecoh dengan statement-statement yang tidak berlandaskan literatur yang benar, dan hanya membenarkan golongan-golongannya saja yakni wahabi, yang dengan mudah menyatakan haram dan kafir.
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,43826-lang,id-c,nasional-t,Agus+Sunyoto++Simbol+Bulan+Bintang+Sudah+Dipakai+Umat+Islam+Sejak+Lama-.phpx

Ibnu Umar berkata, “Nabi berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam dan Yaman kami.’ Mereka berkata, Terhadap Najd kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah Syam dan Yaman kami.’ Mereka berkata, ‘Dan Najd kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam. Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Yaman.’ Maka, saya mengira beliau bersabda (Najd) pada kali yang ketiga, ‘Di sana (Najd) terdapat kegoncangan-kegoncangan (gempa bumi), fitnah-fitnah, dan di sana pula munculnya tanduk setan.’” [HR Bukhari]

Najd meliputi Riyadh yg ada sekarang.

Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/01/19/ciri-khawarij-tak-mengamalkan-al-quran-dan-membunuh-muslim/

Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda sambil menghadap ke arah timur: Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana! Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana. Yaitu tempat muncul tanduk setan. (Shahih Muslim No.5167)

Dari ‘Abdullah bin Umar: Rasulullah SAW mengerjakan shalat fajar kemudian mengucapkan salam dan menghadap kearah matahari terbit seraya bersabda “fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini dari arah munculnya tanduk setan” [Musnad Ahmad 2/72 no 5410 dengan sanad shahih]

http://kabarislamia.blogspot.com/2015/02/hati-hati-terhadap-zionis-israel-dan.html

Tinggalkan komentar