
Para Ulama di atas adalah Ulama Besar. Ulama Sepuh yang diakui ilmunya oleh ummat Islam dan banyak ulama Indonesia. KH Quraisy Shihab itu mantan Ketua MUI-Majelis Ulama Indonesia. Apa iya para Ulama Indonesia bodoh2 sehingga mengangkat seorang Syi’ah seperti KH Quraisy Shihab sebagai Ketua mereka?
Lantas siapa sih ulama Salafi Wahabi yang berani memfitnah mereka sebagai Syi’ah? Siapa Ulama Salafi Wahabi yang berani memfitnah mereka sebagai kafir? Admin NahiMunkar.com yang tidak jelas keilmuannya? Siapa?
Khawarij pertama meragukan keadilan Nabi Muhammad SAW. Merasa lebih baik daripada Nabi. Khawarij sekarang meragukan keadilan para Ulama Pewaris Nabi. Merasa lebih hebat dan lebih pintar daripada para ulama yang mereka anggap bodoh dan sesat.
Dari Anas berkata : Ada seorang lelaki pada zaman Rasulullah berperang bersama Rasulullah dan apabila kembali (dari peperangan) segera turun dari kenderaannya dan berjalan menuju masjid nabi melakukan shalat dalam waktu yang lama sehingga kami semua terpesona dengan shalatnya sebab kami merasa shalatnya tersebut melebihi shalat kami, dan dalam riwayat lain disebutkan kami para sahabat merasa ta’ajub dengan ibadahnya dan kesungguhannya dalam ibadah, maka kami ceritakan dan sebutkan namanya kepada Rasulullah, tetapi rasulullah tidak mengetahuinya, dan kami sifatkan dengan sifat-sifatnya, Rasulullah juga tidak mengetahuinya, dan tatkala kami sednag menceritakannya lelaki itu muncul dan kami berkata kepada Rasulullah: Inilah orangnya ya Rasulullah. Rasulullah bersabda : ”Sesungguhnya kamu menceritakan kepadaku seseorang yang diwajahnya ada tanduk syetan. Maka datanglah orang tadi berdiri di hadapan sahabat tanpa memberi salam. Kemudian Rasulullah bertanya kepada orang tersebut : ” Aku bertanya kepadamu, apakah engkau merasa bahwa tidak ada orang yang lebih baik daripadamu sewaktu engkau berada dalam suatu majlis. ” Orang itu menjawab: Benar”. Kemudian dia segera masuk ke dalam masjid dan melakukan shalat dan dalam riwayat kemudian dia menuju tepi masjid melakukan shalat, maka berkata Rasulullah: ”Siapakah yang akan dapat membunuh orang tersebut ? ”. Abubakar segera berdiri menuju kepada orang tersebut, dan tak lama kembali. Rasul bertanya : Sudahkah engkau bunuh orang tersebut? Abubakar menjawab : ”Saya tidak dapat membunuhnya sebab dia sedang bersujud ”. Rasul bertanya lagi : ”Siapakah yang akan membunuhnya lagi? ”. Umar bin Khattab berdiri menuju orang tersebut dan tak lama kembali lagi. Rasul berkata: ”Sudahkah engkau membunuhnya ? Umar menjawab: ”Bagaimana mungkin saya membunuhnya sedangkan dia sedang sujud”. Rasul berkata lagi ; Siapa yang dapat membunuhnya ?”. Ali segera berdiri menuju ke tempat orang tersebut, tetapi orang terebut sudah tidak ada ditempat shalatnya, dan dia kembali ke tempat nabi. Rasul bertanya: Sudahkah engkau membunuhnya ? Ali menjawab: ”Saya tidak menjumpainya di tempat shalat dan tidak tahu dimana dia berada. ” Rasulullah saw melanjutkan: ”Sesungungguhnya ini adalah tanduk pertama yang keluar dari umatku, seandainya engkau membunuhnya, maka tidaklah umatku akan berpecah. Sesungguhnya Bani Israel berpecah menjadi 71 kelompok, dan umat ini akan terpecah menjadi 72 kelompok, seluruhnya di dalam neraka kecuali satu kelompok ”. Sahabat bertanya : ” Wahai nabi Allah, kelompk manakah yang satu itu? Rasulullah menjawab : ”Al Jamaah”. (Musnad Abu Ya’la/ 4127, Majma’ Zawaid/6-229).
“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca (menghafal) al-Qur’ân, sehingga ketika telah tampak kebagusannya terhadap al-Qur’ân dan dia menjadi pembela Islam, dia terlepas dari al-Qur’ân, membuangnya di belakang punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan pedang dan menuduhnya musyrik”. Aku (Hudzaifah) bertanya, “Wahai nabi Allâh, siapakah yang lebih pantas disebut musyrik, penuduh atau yang dituduh?”. Beliau menjawab, “Penuduhnya”. (HR. Bukhâri dalam at-Târîkh, Abu Ya’la, Ibnu Hibbân dan al-Bazzâr. Disahihkan oleh Albani dalam ash-Shahîhah, no. 3201).
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
Seseorang datang kepada Rasulullah saw. di Ji`ranah sepulang dari perang Hunain. Pada pakaian Bilal terdapat perak. Dan Rasulullah saw. mengambilnya untuk diberikan kepada manusia. Orang yang datang itu berkata: Hai Muhammad, berlaku adillah! Beliau bersabda: Celaka engkau! Siapa lagi yang bertindak adil, bila aku tidak adil? Engkau pasti akan rugi, jika aku tidak adil. Umar bin Khathab ra. berkata: Biarkan aku membunuh orang munafik ini, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Aku berlindung kepada Allah dari pembicaraan orang bahwa aku membunuh sahabatku sendiri. Sesungguhnya orang ini dan teman-temannya memang membaca Alquran, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari busurnya. (Shahih Muslim No.1761)
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya diantara ummatku ada orang-orang yang membaca Alquran tapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari busurnya. Sungguh, jika aku mendapati mereka, pasti aku akan bunuh mereka seperti terbunuhnya kaum Aad. (Shahih Muslim No.1762)
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/01/19/ciri-khawarij-tak-mengamalkan-al-quran-dan-membunuh-muslim/
Hati2 terhadap isyu Syi’ah Bukan Islam. Jika kita tertipu maka kita akan menganggap para Ulama tsb bukan Islam. Kafir. Murtad. Artinya darah ulama tsb halal untuk dibunuh karena mereka jadi murtad / kafir.

KH Quraisy Shihab menjelaskan ada banyak jenis Syi’ah. Paling tidak ada 10 jenis. Ada yang sesat, ada pula yang lurus. Habib Rizieq Shihab membagi Syi’ah dalam 3 kelompok: Syi’ah Ghulat yang menTuhankan Ali. Ini Kafir. Kedua Syi’ah Rafidhoh yang mencaci sahabat seperti Abu Bakar ra dan Istri Nabi Siti ‘Aisyah ra. Ini sesat. Ketiga adalah Syi’ah Mu’tadil. Syi’ah yang lurus yang tidak menTuhankan Ali dan tidak menghina istri dan sahabat Nabi. Terhadap mereka, kita bisa berdialog dengan damai.
Ibaratnya ada orang ketemu dengan orang Papua. Orang awam akan langsung berpendapat bahwa orang Indonesia itu warna kulitnya hitam-hitam. Ini karena mereka main generalisasi / gebyah uyah sembarangan. Ada pun para Ulama, akan meneliti lebih dalam dengan hati2 dan adil. Oh ternyata selain Papua, Indonesia itu terdiri dari berbagai suku seperti suku Sunda, Jawa, dsb yang malah jumlahnya jauh lebih besar daripada jumlah suku Papua. Begitulah beda orang awam dengan ulama. Makanya Allah di dalam Al Qur’an menegaskan Ulama itu beda dengan orang awam. Ulama itu posisinya lebih tinggi daripada orang awam.
Bagaimana mungkin orang2 awam yang kerja di kantor dan belajar agama Islam cuma saat SMA dan itu pun seminggu cuma sekali menganggap para ulama yang belajar agama Islam puluhan tahun di pesantren dan kemudian fokus belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam sebagai bodoh dan sesat? Pantas tidak? Apalagi ternyata ada orang yang baru tahun kemarin masuk Islam / Mualaf dengan gagah mengkafirkan Ulama sepuh seperti Quraisy Shihab yang berumur 70 tahun lebih?
Quraisy Shihab itu 12 tahun belajar di pondok Pesantren. Kemudian meneruskan pelajaran agama Islam di Universitas Al Azhar untuk S1, S2, dan S3. Paling tidak 20 tahun beliau belajar agama Islam. Kemudian belajar dan mengajar Islam dari usia 25 tahun hingga 70 tahun lebih. Selama 45 tahun lebih! Tahu2 ada orang kafir yang baru masuk Islam langsung mengkafirkannya dengan meng-copy paste berbagai sumber dari internet. Padahal dalam Islam kita harus tabayyun langsung kepada yang bersangkutan (Surat Al Hujuraat ayat 6).
Orang Islam yang benar akan bertanya kepada ulama. Bukan kepada Google, Youtube, atau internet. Orang Islam yang benar akan memuliakan para Ulama sebagaimana Firman Allah:
“…Bertanyalah kepada Ahli Zikir (Ulama) jika kamu tidak mengetahui” [An Nahl 43]
Nah kita kalau tak tahu harus bertanya kepada Ulama yang senang berzikir kepada Allah. Bukan ulama Su’ yang lupa kepada Allah.
Allah meninggikan ulama dibanding orang2 awam. Pemahaman Ulama terhadap Al Qur’an dan Hadits atau masalah, itu lebih baik daripada pemahaman orang-orang awam:
” ….Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Mujaadilah [58] : 11)
Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. Az-Zumar [39]: 9).
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama”. (TQS.Fathir [35]: 28)
„Adakah sama antara orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? (Az-Zumar:9)
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Al-Mujadilah:11)
Saya pernah ke satu acara di mana banyak ulama dan habaib berkumpul di Masjid At Taubah, Kebon Nanas Jakarta Timur. Fotonya ada di atas. Di antaranya ada mantan Ketua MUI KH Ali Yafie, Ketua MUI KH Ma’ruf Amin, KH Dr Mohamad Hidayat MBA, Habib Hud bin Baghir Alatas, dan juga KH Quraisy Shihab. Di situ selain KH Ma’ruf Amin, KH Quraisy Shihab juga memberi ceramah. Tidak ada itu para ulama yang protes kalau KH Quraisy Shihab itu Syi’ah atau kafir. Bahkan saya lihat Habib Hud yang lebih muda mencium tangan beliau saat bersalaman.
Jadi jika ada pegawai kantoran yang ngajinya cuma seminggu sekali selepas SMP kemudian menganggap KH Quraisy Shihab sebagai Syi’ah atau kafir, berarti dia merasa lebih hebat dan lebih pintar dari para ulama di atas.
Para Ulama mengkafirkan seseorang/kaum berdasarkan kriteria yang jelas, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan. Misalnya jika tidak mempercayai 6 rukun Iman misalnya tidak mempercayai Allah sebagai satu2nya Tuhan atau tidak mempercayai Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir seperti Ahmadiyyah, maka ini kafir. Begitu pula jika tidak mengerjakan 5 rukun Islam seperti tidak mau sholat atau zakat meski mampu, maka ini kafir/sesat. Kemudian jika tidak Ihsan dgn sesama Muslim seperti menganggap Muslim lain sebagai sesat/kafir, berarti dia sesat/kafir.
Sebelum memvonis seseorang/kaum sebagai sesat/kafir, mereka tabayyun dulu. Mereka tanya langsung kepada orang yang dituduh kafir. Bukan copy paste dari blog2 tidak jelas seperti nahimunkar.com:
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. ” [Al Hujuraat 6]
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2013/08/11/cara-mendapatkan-berita-yang-benar/
Sebagaimana hakim yang adil, mereka mendengarkan pembelaan tertuduh. Bahkan penjahat sadis pun tetap saja diadili lebih dulu oleh hakim. Didengar dulu keterangan dari tersangka. Islam juga begitu. Tidak main vonis kafir tanpa tabayyun langsung:
Bila dua orang yang bersengketa menghadap kamu, janganlah kamu berbicara sampai kamu mendengarkan seluruh keterangan dari orang kedua sebagaimana kamu mendengarkan keterangan dari orang pertama. (HR. Ahmad)
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2013/05/27/menghormati-dan-mengikuti-ulama-pewaris-nabi/
Buat orang2 awam, terutama yang tidak pernah sekolah di pesantren / belajar agama secara khusus, saya nasehatkan untuk tidak mengkafirkan sesama Muslim. Apalagi ulama. Mengkafirkan sesama Muslim itu gampang. Tapi akibatnya: Luar Biasa. Jika anda salah, andalah yang kafir. Masuk neraka.
Ingat, di akhirat yang ditanya itu agama anda. Bukan agama orang lain seperti KH Quraisy Shihab. Yang dihisab itu sholat anda. Bukan sholat orang Syi’ah dsb. Jadi jagalah diri anda dan keluarga anda dari api neraka. Jangan terlalu repot mengurusi / mengkafirkan orang lain. Apalagi ulama.
Jangan mengkafirkan orang yang shalat karena perbuatan dosanya meskipun (pada kenyataannya) mereka melakukan dosa besar. Shalatlah di belakang tiap imam dan berjihadlah bersama tiap penguasa. (HR. Ath-Thabrani)
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2011/10/26/jangan-mudah-mengkafirkan-sesama-muslim/
Said Agil Siraj : “Saya Bukan Syiah”
https://www.youtube.com/watch?v=KNVLs4FF-bs
Kyai Hasyim Muzadi Telah Melakukan Kebohongan Besar
By nahimunkar.com on 29 October 2014
Kyai Hasyim Muzadi telah melakukan kebohongan besar, justru kelompok Sunni di Irak-lah yang dijajah dan dihabisi oleh kelompok Syi’ah dengan kejam dan sadis, begitu juga kelompok Sunni di Iran
Tidak heran, jika banyak kalangan yang menuduh Kyai Hasyim Muzadi telah menyeberang ke Syi’ah karena seringnya cak Hasyim membela kelompok Syi’ah dengan sering mengunjungi kaum Syi’ah di Irak dan Iran. “Saya ke Irak dan Iran bukan untuk membela Syi’ah, saya tidak membela Syi’ah sebagai ajaran, tapi saya membela Syi’ah sebagai masyarakat yang terjajah”, kata cak Hasyim saat menghadiri peringatan seratus hari wafatnya KH. Yusuf Hasyim. Dirinya menemui kelompok Sunny-Syi’ah justru untuk mendamaikan mereka, kilahnya.
http://www.nahimunkar.com/kyai-hasyim-muzadi-telah-melakukan-kebohongan-besar/
Jakarta – FPI: Isu Habib Rizieq Syiah atau cenderung Syiah atau minimal membela Syiah beredar massif di dunia maya. Bahkan supaya lebih hot dibumbui foto-foto lama ketika Habib Rizieq diundang ke Iran tahun 2006 bersama sejumlah tokoh NU dan Muhammadiyah. Tentu itu fitnah kepada Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) yang sudah kenyang dengan fitnah dan hujatan dari media massa dan kaum Liberal.
Namun hujatan kali ini berbeda. Sebab, kali ini fitnah dan hujatan itu beredar dan muncul bukan dari kalangan sekuler liberal dan media kaum kuffar, tapi justru beredar dan muncul dari kalangan gerakan Islam yang selama ini sohib yang akrab dengan Habib Rizieq dan FPI dalam perjuangan. Tidak kurang beberapa situs-situs Islam terdepan ikut serta terlibat dalam fitnah kepada Habib dan FPI. Memprihatinkan.
Sebenarnya fitnah dan tuduhan Habib Rizieq Syiah itu hanya sebuah obsesi yang dimulai oleh wartawan genit di situs NM.Com. Obsesi men-Syiahkan Habib Rizieq dimulai setelah munculnya wacana mendaulat Habib Rizieq sebagai Capres Syariah untuk mendekritkan berlakunya syariah secara formal dan konstitusional di NKRI (NKRI Bersyariah) yang dilansir oleh Sekjen FUI sekitar dua tahun lalu dalam Tabloid Suara Islam edisi 127 lalu disosialisasikan dalam Maulid Nabi yang diadakan FPI di Petamburan (3/2/2012), Apel Siaga Umat Islam “Indonesia Tanpa Liberal” di depan Istana (9/3/2012) dan Diskusi Publik di Islamic Book Fair Istora Senayan (12/03/2012). Di samping itu melalui tabloid Suara Islam dan situs suara-islam.com, polling Capres Syariah dengan pilihan Habib Rizieq, KH. Abu Bakar Ba’asyir, dan Ustadz Abu Jibril.
http://fpi.or.id/91-Obsesi-Mensyiahkan-Habib-Rizieq.html
Hati-hati terhadap Isyu Syi’ah Bukan Islam. Akhirnya Sunni juga Dibantai
Beberapa Perbedaan Sunni dengan Syi’ah
Ceramah Quraisy Shihab dan KH Ma’ruf Amin tentang Mati
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2013/02/04/ceramah-quraisy-shihab-dan-kh-maruf-amin-tentang-mati/
Filed under: Syi'ah, Wahabi | Tagged: Islam, Quraisy Shihab, Wahabi |
Tinggalkan Balasan