Ada video seorang siswi SD di Bukit Tinggi Sumatera Barat dipukuli dan ditendangi berkali-kali oleh “teman2nya” tanpa ada seorang pun yang membantu atau mencegahnya.
Sama sekali tidak ada guru-guru atau pun kepala sekolah yang mengawasi sehingga penganiayaan / bullying ini dengan amat mudah terjadi.
Inilah akibat kurikulum sekolah lebih mementingkan pelajaran dunia seperti Matematika, IPA, Bahasa, dsb tapi mengabaikan pendidikan agama dan akhlaq.
Di zaman Soeharto ada 3 pelajaran wajib yang nilainya tidak boleh merah. Jika merah, tidak lulus. 3 mata pelajaran itu: Agama, Bahasa Indonesia, dan PMP. 3 Pelajaran ini diajarkan 2x seminggu.
Sekarang saya lihat pendidikan agama dinomor duakan. Di Kemendikbud saja sulit sekali mencari buku pelajaran agama.
Apa sih yang diajarkan oleh guru2nya sehingga murid2 SD ini perilakunya bisa jadi ganas seperti ini?
Zaman saya sekolah, meski di SD aturannya adalah jika ada anak yang berkelahi dengan temannya, sanksinya keras: dikeluarkan dari sekolah. Alhamdulillah meski aturannya keras, boleh dikata tidak ada perkelahian / bullying seperti sekarang yang bisa bikin anak SD meninggal dianiaya teman2nya.
Mendikbud M Nuh terlalu lembek. Pantas kasus kekerasan/bullying ini jadi marak. Andai dikeluarkan dari sekolah, anak2 pelaku bullying itu kan masih bisa sekolah di sekolah lain. Dan bisa berpikir bahwa mereka salah:
Meski memberi sanksi pada pihak sekolah, Nuh memastikan anak-anak yang berada dalam video tersebut tidak akan dikenakan sanksi, karena masih di bawah umur.
http://www.jpnn.com/read/2014/10/13/263410/Mendikbud-Pastikan-Sanksi-atas-Kasus-Bully-Anak-SD-di-Bukit-Tinggi-
Dari berbagai berita, ini terjadi di sekolah Swasta. Meski pakai jilbab yang umum di Sumatera Barat, namun ini bukan sekolah Islam khusus. Sekolah Islam biasanya dipisah antara murid lelaki dan perempuan. Tidak dicampur
Pelajaran agama terabaikan karena meski keroyokan terjadi pada pelajaran agama, nyatanya guru agamanya tidak ada di kelas. Guru agama tersebut justru mengajar di sekolah lain sehingga kelas tersebut kosong tidak ada guru yang mengawasi.
Video di Youtube diblokir. Ini di FB:
Ini sih sekolah calon Dajjal.
Kepala Sekolahnya harus dipecat karena tidak beres.
Lembeknya sikap Mendiknas dan KPAI yang melindungi pelaku Bullying akhirnya mengakibatkan anak2 sekolah yang tidak berdosa tewas dikeroyok “temannya”:
Diduga Dikeroyok 3 Temannya, Murid Kelas I SD Tewas
Siswa Kelas V SD Tewas Diduga Dikeroyok Teman Sekolahnya
Filed under: Akhlaq | Tagged: Bullying di SD Bukit Tinggi Sumatera Barat |
Tinggalkan Balasan