Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, MA
Saat ulama mengucapkan 3 kalimat, hendaknya kita dengarkan 3 kalimat tsb secara sempurna. Jangan sampai ada kalimat yang terlewat. Nanti kita bisa gagal paham.
Insya Allah Nabi Muhammad SAW masuk surga. Sebab beliau adalah manusia yang paling sempurna akhlaqnya dan juga amal ibadahnya.
Ibarat ada garansi sebuah produk, garansi itu berlaku sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Nabi Muhammad masuk surga karena beliau memang taat kepada Allah. Saat beliau berselimut dan turun surat AL MUDDATSTSIR agar beliau bangun dan memberi peringatan, itu segera beliau jalankan. Meski nyawa taruhannya. Saat beliau bermuka masam saat Ibnu Ummi Maktum menginterupsi beliau, Allah menegurnya dengan surat ‘Abasa dan beliau pun segera mendekati Ibnu Ummi Maktum. Nabi juga dzikir 100 kali setiap hari. Sebab itulah Nabi Muhammad SAW masuk surga.
Jadi bukan karena sudah dijamin, lalu bermalas-malasan. Tidak begitu.
Ada banyak ulama senior seperti KH Ma’ruf Amin, KH Ali Yafie, KH Said Aqil Sirodj, dsb. Jika KH Quraisy Shihab itu sesat, niscaya merekalah yang pertama2 akan menegurnya. Kita yang awam jangan tergesa2 memvonis seorang ulama sepuh sebagai sesat.
http://media-islam.or.id/2013/02/04/ceramah-quraisy-shihab-dan-kh-maruf-amin-tentang-mati/
Selama 16 tahun sekolah, selain pernah mendapat nilai A sempurna, pernah juga saya dapat 1 B. 80 juga pernah. Bahkan 0 pun juga pernah!
Rasanya tidak ada orang yang dari SD hingga Kuliah dapat nilai 100 semua. Bisa menjawab semua soal tanpa ada salah. Rasanya kita semua tentu pernah melakukan kesalahan.
Jadi kuranglah beradab jika kita mencari-cari kesalahan / aib Ulama yang umurnya lebih dari 70 tahun kemudian begitu ketemu langsung diblow-up sedemikian rupa seolah2 dia itu sesat, kafir, dsb. Itu bukanlah sifat Muslim yang baik.
Lagi pula dalam Islam kita diajarkan untuk tabayyun. Tak boleh menyebar fitnah begitu saja.
Saya pernah mendengar tafsir surat Al Fatihah dari DR. Ahzami Sami’un Jazuli, M.A. Selama 1 jam lebih, tafsirnya baru sampai 5 ayat saja. Belum selesai. Begitu menarik. Tafsir Al Qur’an dari Dr Quraisy Shihab juga begitu. Amat menarik.
Cuma biasanya kalau Ahli Tafsir, dia lemah dalam Ilmu Hadits. Begitu pula sebaliknya. Sama saja seorang Hafidz, biasanya fokus pada hafalan Al Qur’an. Bukan pada Tahsin / Qiro’ah. Seorang Hafidz, jarang yang bisa jadi juara MTQ. Begitu pula seorang juara MTQ, jarang yang bisa jadi Hafidz. Masing2 punya kelebihan dan kekurangan. Tidak ada yang sempurna.
Jadi ambil saja yang baik, dan tinggalkan yang buruk.
Percayalah. Jika dari 1 ulama bisa kita dapat 1 aib/keburukan, bisa jadi dari diri kita ada 10 bahkan 100 aib / keburukan. Bersyukurlah Allah masih menutup aib kita.
[49.6] Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
Asbabun Nuzul ayat di atas adalah saat Walid bin Uqbah diutus Nabi untuk mengambil zakat dari kaum Harits namun tidak berangkat karena khawatir dibunuh oleh Harits. Akhirnya dia membuat laporan palsu bahwa Harits dan kaumnya ingin membunuhnya. Untungnya Nabi tidak mempercayai berita itu begitu saja. Dikirim utusan yang lain dan ternyata Harits tidak ingin membunuh Walid. Bahkan menunggu Walid agar bisa membayar zakat [HR Ahmad, Thabrani, dsb].
http://mediaislamraya.blogspot.com/2012/08/pendidikan-akhlak-dalam-surat-al.html
QURAISH SHIHAB MENJAWAB FITNAH
TENTANG TAYANGAN TAFSIR AL-MISHBAH 12 JULI 2014
Kepada yang meminta klarifikasi langsung, berikut jawaban saya:
Uraian tersebut dalam konteks penjelasan bahwa amal bukanlah sebab masuk surga, walau saya sampaikan juga bahwa kita yakin bahwa Rasulullah akan begini (masuk surga). Penjelasan saya berdasar hadist a.l.:
لا يدخل احدكم الجنة بعمله قيل حتى انت يا رسول الله قال حتى
انا الا ان يتغمدني الله برحمنه
“Tidak seorang pun masuk surga karena amalnya. Sahabat bertanya “Engkau pun tidak?”, beliau menjawab “Saya pun tidak, kecuali berkat rahmat Allah kepadaku.”
Ini karena amal baik bukan sebab masuk surga tapi itu hak prerogatif Allah.
Uraian di atas bukan berarti tidak ada jaminan dari Allah bahwa Rasul tidak masuk surga,
saya jelaskan juga di episode yang sama bahwa Allah menjamin dengan sumpah-Nya bahwa Rasulullah SAW akan diberikan anugerah-Nya sampai beliau puas, yang kita pahami sebagai Surga dan apapun yang beliau kehendaki. Wa la sawfa yu’thika rabbuka fa tharda.
Itu yang saya jelaskan tapi sebagian dipelintir, dikutip sepotong dan di luar konteksnya.
Silakan menyimak ulang penjelasan saya di episode tersebut. Mudah-mudahan yg menyebarkan hanya karena tidak mengerti dan bukan bermaksud memfitnah. [M. Quraish Shihab]
KESIMPULAN: ALLAH AKAN MENJAMIN DENGAN SUMPAHNYA BAHWA RASULULLAH SAW AKAN DIBERIKAN ANUGERAHNYA SAMPAI BELIAU PUAS TERMASUK MASUK SURGA
NAMUN AMAL BAIK SESEORANG BUKAN SEBAB SESEORANG MASUK SURGA KARENA SURGA ITU HAK PREROGATIF ALLAH TERHADAP SIAPA YANG IA KEHENDAKI
JADI ALLAH TELAH MENJAMIN RASULULLAH SAW DENGAN SURGANYA .SEMOGA BISA DIFAHAMIN
” MOHON SEBARKAN PENJELASAN SAYA INI”
Ulama itu Manusia. Tak lepas dari salah dan lupa. Beda dgn Nabi yang maksum.
Bahkan Nabi Adam pun tak luput dari kesalahan seperti memakan buah khuldi. Namun beliau bertobat.
Nah jika ada ulama yang melakukan kesalahan, janganlah kita lantas menghakiminya sebagai sesat. Bisa jadi kesalahan kita jauh lebih banyak lagi.
Sejauh yg saya dengar ceramah KH Quraisy Shihab itu lurus2 saja. Kalau yang nyeleneh, saya belum pernah dengar. Apakah itu benar dari beliau? Memang ada hadits2 yang jika keliru menafsirkannya bisa bermasalah. Contohnya ini:
Amal seseorang tidak dapat menyelamatkannya. Seorang sahabat lantas bertanya tentang sabda tersebut, “Termasuk engkau juga, ya Rasulullah?” Rasulullah lalu menjawab, “Ya, aku juga, kecuali dikarunia Allah dengan rahmat-Nya. Walaupun demikian kamu harus berbuat yang benar (baik).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nabi pun meski dijamin Allah masuk surga, namun selalu istighfar/minta ampun kepada Allah 100 kali setiap hari.
Muhammad Rifqi Arriza
4 hrs · Cairo, Egypt · Edited ·
tidak setuju dengan pendapat seorang ulama memang sah-sah saja, tapi kita harus berlaku adil. dan satu lagi, terhadap umat Islam, wa bil khusus thdp ulama, kita harus kedepankan husnuzhan. bisa jadi, maksud sang ulama tidak sama dengan apa yang kita pahami. dengan kafir saja kita harus adil dalam bersikap, terlebih kepada ulama sendiri
Prof. Dr. Quraisy Syihab adalah salah satu generasi emas ilmu tafsir Indonesia. beliau punya karya tafsir ‘khas’ Indonesia, setelah Buya Hamka. pada bbrp pendapatnya, saya memang tdk setuju, seperti ttg tidak wajibnya jilbab.
tp ttg jaminan surga bagi Nabi Muhammad Saw. yg beliau bahas dlm pengajian tafsirnya, dan sedang hangat dibicarkan, husnuzhan saya, beliau hanya kurang menyebut “DENGAN AMALANNYA”. mungkin krn itu, banyak yg salah memahami maksud beliau.
shortcut termudah memang tabayyun lgsg kpd beliau, apa benar yg khalayak pahami adalah yg beliau maksud. dan lagi2 husnuzhan saya, beliau tdk seperti yg kita kira -dalam hal ini-. Allahu A’lam.
#menghargai_ulama
Filed under: FITNAH |
Hormat saya untuk beliau pak Quroisy Shihab. semoga para penebar fitnah itu cepat sadar dan introspeksi diri.