Teroris itu Memang Ada

Teroris Anak

Teroris itu Memang Ada meski memakai kedok Islam. Jika mereka melakukan bom bunuh diri yang membunuh tentara Israel yang zalim di Israel, boleh lah kita sebut sebagai Mujahidin / Pejuang Islam. Tapi kalau cuma melakukan bom bunuh diri yang menewaskan orang-orang tidak bersalah, apa pantas disebut Mujahidin? Kalau cuma menembaki polisi-polisi atau Densus 88 yang mayoritasnya masih Muslim, apa pantas digelari sebagai Syuhada jika mereka tewas?

20140105_103559_pemakaman-jenazah-teroris-ciputat-di-tpu-pondok-rangon

Mungkin polisi / Densus 88 punya banyak kesalahan. Tapi para teroris yang melakukan berbagai bom bunuh diri yang di antaranya menghancurkan musholla di kantor polisi dan menewaskan sebagian polisi juga salah. Mereka adalah teroris. Bukan Mujahidin.

Mujahidin itu membunuh orang-orang kafir yang zalim dalam rangka membela kaum yang lemah dan tidak berdosa. Misalnya melawan tentara Israel demi membela rakyat Palestina atau mengusir tentara AS dari Afghanistan dan Iraq.

dr-grup-khilafah-solusinya

Tapi jika cuma membunuh/memerangi polisi-polisi/tentara di negara-negara yang mayoritasnya Islam seperti di Pakistan, Afghanistan, Iraq, Libya, Suriah, dan sekarang Indonesia, mereka cuma tangan Zionis Yahudi guna membuat kekacauan di negara2 yang mayoritas penduduknya adalah Islam seperti di Indonesia. Sehingga Indonesia jadi lemah dan tak berdaya di hadapan zionis AS dan Israel.

Kalau Syuhada di Palestina saya percaya. Karena mereka mati syahid melawan tentara Israel yang jelas kafir dan zalim. Kalau “SYUHADA CIPUTAT”, melawan siapa? Melawan polisi Indonesia yang mayoritas Muslim?

Jika tidak melawan sehingga 1 polisi luka tertembak, tentulah mereka bisa ditangkap hidup-hidup. Aneh sekali jika mereka menyebut polisi yang meminta penduduk sekitar untuk mengungsi sebagai satu keanehan. Polisi justru ingin menyelamatkan nyawa orang-orang yang tidak berdosa. Sebab jika terjadi baku tembak yang ternyata berlangsung 10 jam lebih, warga tidak berdosa ini bisa tewas jadi korban. Nah yang aneh polisi atau “pengamat amatiran” yang menyebut itu aneh?

Lihat bagaimana para teroris mendidik anak-anak jadi teroris dan tentara meski mereka masih kecil. Polisi harusnya memvideokan dan memotret orang-orang yang mendukung teroris serta mengidentifikasi mereka. Jadi jaringan teroris bisa dibongkar.

Anak Suriah dipaksa Jadi Pemberontak Bersenjata6

Bayi yang tidak tahu apa-apa sudah diberi senjata.

Anak Suriah dipaksa Jadi Pemberontak Bersenjata3

Anak perempuan ini harusnya ditaruh di tempat yang aman. Oleh teroris justru diberikan senapan dan granat betulan yang bisa meledak sewaktu-waktu.

Jika teroris dibiarkan berkembang-biak, bayangkan jika Indonesia, termasuk rumah kita jadi medan perang dan hancur karena granat atau roket. Di Suriah 9 juta dari 22 juta penduduknya rumahnya hancur karena perang. Apa Indonesia mau seperti itu?

Jadi Ormas “Islam” yang mengajarkan terorisme harus diawasi. Pemerintah harusnya bekerjasama dengan Ormas Islam seperti NU, Muhammadiyyah, dan MUI guna mengawasi teroris yang berkedok Islam ini.

https://kabarislam.wordpress.com/2013/06/15/pemberontak-suriah-paksa-anak2-jadi-tentara/

Referensi:

http://dinasulaeman.wordpress.com/2014/01/06/teroris-vs-densus-88-logika-tabrir/

Iklan

Satu Tanggapan

  1. Melihat kondisi Indonesia sekarang yg perlu dikembangkan adalah sikap sabar dalam arti yang sebenarnya. Kita pasti geregetan klu keadilan tak ditegakkan (duit yg berbicara dlm maslah hukum), kekayaan Indonesia dikuras habis pihak asing, sementara kita hanya bisa mlongo saja, korupsi bak kanker yg entah kapan sembuhnya lagi Tak perlu menyalahkan siapa2 memang karakter bangsa kita memang begitu mudah dibodoh2i wlu sebenarnya banyak orang pinter, kehilangan rasa malu, tak mau mengaku salah walau salahnya terang benderang, dan seabrek karakter buruk lainnya, walaupun kita tanpa rasa malu gembar – gembor mengaku mayoritas muslim.
    Tapi insya Allah masih ada harapan, bahwa masih banyak orang2 Indonesia yg berwatak baik, penuh dedikasi, nasionalis, mandiri, dan pekerja keras demi rakyat. Makanya pilih presiden 2014 nanti yg punya banyak karakter baik bukan cuma omdong alias “nato”
    Dan walau sejelk apapun bangsa ini kita harus cintai, tak elok rasanya terus menerus menyalahk2kan keadaan sehingga frustasi dengan masa depan tanpa mempertimbngkan sisi baik dari keadaan ini, melihat kenyataan dgn pandangan suram seakan semuanya serba jelek. Ini menurut saya salah satu pintu masuk tumbuhnya radikalisme. Tapi pendidikan tentu memegang peranan penting kemana seseorang akan melangkah. Kira2 photo di atas telah menjelaskan banyak arti pendidikan yg akan mewarnai langkah sesorang ke depan. Sy teringat dgn photo yg pernah diposting di website ini yaitu photo seseorang berkacamata yg ada tulisan ‘as-syahid al-inghimasy’ (sayangnya @admin tak memberi keterangan siapa dan asal usul sosok photo tsb, walau sebenarnya di web lain ada informasinya walau serba sedikit), Photo ini menjelaskan hasil dari sebuah pendidikan yg akan menggambarkan bagaimana seseorang kelak akan menjadi apa, gambaran jelas untuki adik2 kita yg lugu di atas yg tak tahu untuk maksud apa mereka diphoto2 seperti itu. Ingat pendidikan itu tergantung siapa yg memegang peranan penting dibelakangnya. Mau menjadi apa diri kita dan anak2 kita tergantung pendidikan yg akan, sedang dan dan telah kita dan anak2 kita terima. Tipe dan macam2 lembaga pendidikan telah tersedia, skrang pilih salah satunya untuk anak kita skrg!!!.

Tinggalkan Balasan ke muhib AB Batalkan balasan

Please log in using one of these methods to post your comment:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: