Assalamu’alaikum wr wb,
Pertama memang beredar berita bahwa Arab Saudi akan membongkar makam Nabi. Berita2 ada di bawah. Seorang teman yang ke Arab Saudi juga mengkonfirmasi bahwa Arab Saudi membagikan Kuesioner yang meminta pendapat kalau makam Rasul dipindah dan rumah tempat Rasul lahir dan juga rumah Siti Khadijah mau dibongkar katanya takut dikultuskan. Apa rekan2 lain dapat kuesioner serupa?
Wahabi sudah pernah membongkar makam sahabat Nabi Ibnu ‘Abbas dan Zaid bin Khoththob dgn alasan memerangi kemusyrikan karena menuduh ummat Islam yang ziarah kubur sesuai sunnah Nabi sebagai musyrik penyembah kuburan.
Padahal jika kita tidak su’u zhon, niscaya itu tidak syirik. Saat Allah meminta Iblis sujud kepada Nabi Adam, itu bukan syirik.
Saat Nabi Muhammad, Umar, dan ummat Islam mencium Hajarul Aswad, itu bukan syirik karena mereka menyembah Allah.
Saat orang2 sholat jenazah dan menghadap jenazah, orang yang su’u zhon menganggap orang2 itu menyembah jenazah. Padahal bukan. Tapi mensholati jenazah.
Saat orang2 berkunjung ke kuburan dan berdoa, mereka itu berdoa minta kepada Allah. Bukan kepada kuburan. Bahkan yang tawassul pun sebetulnya meminta didoakan kepada Allah. Sama halnya seperti kita bilang “Tolong doain ya” saat kita minta orang lain mendoakan kita. Itu minta doanya tetap kepada Allah. Bukan Syirik.
Saya harap semua ummat Islam yang cinta Nabi menentang rencana Arab Saudi dan Salafi Wahabi yang ingin menghancurkan makam Nabi.
Saya harap para pejabat Islam dan para ulama memprotes keras Raja Arab Saudi dan Dubes2 Arab Saudi.
Mohon sebarkan ke yang lain…
Silahkan baca:
Arab Saudi Mau Pindahkan Makam Nabi Muhammad SAW?
HT: Kemarin juga mereka menyebarkan kuisener yang meminta pendapat kalau makam Rasul dipindah dan rumah tempat Rasul lahir dan juga rumah Siti Khadijah mau dibongkar katanya takut dikultuskan …. waktu itu saya usulnya makam Rasul tetap disitu tapi jadi diluar mesjid nabawi …
AN: Kalau sampai membongkar dan memindahkan makam Rasul, berarti Wahabi itu betul2 buatan Zionis Inggris pak. Rumah Nabi di Mekkah dan Rumah Siti Khadijah di Mekkah sudah mereka hancurkan dan diganti dgn Hotel2 Hilton, Sheraton, segala macam. Sepertinya jejak2 Nabi mau mereka hapus seolah2 nanti Nabi Muhammad tidak pernah lahir.
https://kabarislam.wordpress.com/2012/01/04/salafi-wahabi-memecah-belah-islam-dari-dalam/
HT: Kalau rumah tempat Nabi dilahirkan masih ada walaupun seperti kurang terpelihara dan dijadikan perpustakaan tapi dibandingkan dengan istana raja disebelahnya ya jauh banget … makanya saya menentang sekali pemindahan makam Rasul dan lebih menuntut merombak Mesjid Nabawi hanya sampai roudoh bukan sampai babu salam
AN: Sunnah Nabi itu adalah Ziarah Kubur. Bukan membongkar kuburan. Apalagi kuburan Nabi Muhammad. Orang ziarah kubur, dikira menyembah kuburan. Harusnya justru pembangunan masjid itulah yang diatur agar justru tidak menghancurkan kuburan Nabi Muhammad. Wahabi lagi testing the water: Dari Buraidah r.a., katanya: “Nabi s.a.w. mengajarkan kepada mereka -para sahabat- jikalau mereka keluar berziarah ke kubur supaya seseorang dari mereka mengucapkan -yang artinya-: “Keselamatan atasmu semua hai para penghuni perkampungan-perkampungan -yakni kubur-kubur- dari kaum mu’minin dan Muslimin. Sesungguhnya kita semua Insya Allah menyusul engkau semua. Saya memohonkan kepada Allah untuk kita dan untukmu semua akan keselamatan.” (Riwayat Muslim)
HT: Ya mereka juga menyampaikan alasan berdasarkan hadist katanya Nabi melarang mesjid dijadikan kuburan dan saya jawab duluan mana makam Nabi atau perluasan mesjid nabawi ??? jadi yang salah pemerintah arab saudi yang merenofasi mesjid bukan makamnya ….
AN: Betul. Masjidnya saja yang digeser. Kan bisa diperluas ke arah yang berlawanan dari makam Nabi. Mau 1 km kek atau 2 km terserah. Yang penting tidak menggusur makam Nabi. Tapi sepertinya ini memang disengaja. Dulu upaya ini pernah dicoba. Sekarang mau diulangi lagi. Aneh kalau hotel2 seperti Hilton, Sheraton berdiri, makam dan ruman Nabi malah dihancurkan.
Ini Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab menghancurkan makam Zaid bin Khaththab dgn alasan mencegah kemusyrikan. Jadi jgn heran kalau pengikunya begitu meski tidak pernah mau mengaku: Suatu ketika, Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab meminta izin pada Amir Uthman untuk menghancurkan sebuah bangunan yang dibina di atas maqam Zaid bin al-Khattab. Zaid bin al-Khattab adalah saudara kandung Umar bin al-Khattab, Khalifah Rasulullah yang kedua. Membuat bangunan di atas kubur menurut pendapatnya dapat menjurus kepada kemusyrikan.
Amir menjawab “Silakan… tidak ada seorang pun yang boleh menghalang rancangan yang mulia ini.” Tetapi Sbeliau khuatir masalah itu kelak akan dihalang-halangi oleh penduduk yang tinggal berdekatan maqam tersebut. Lalu Amir menyediakan 600 orang tentara untuk tujuan tersebut bersama-sama Syeikh Muhammad merobohkan maqam yang dikeramatkan itu.
Sebenarnya apa yang mereka sebut sebagai makam Zaid bin al-Khattab ra. yang gugur sebagai syuhada’ Yamamah ketika menumpaskan gerakan Nabi Palsu (Musailamah al-Kazzab) di negeri Yamamah suatu waktu dulu, hanyalah berdasarkan prasangka belaka. Karena di sana terdapat puluhan syuhada’ (pahlawan) Yamamah yang dikebumikan tanpa jelas lagi pengenalan mereka.
Bisa saja yang mereka anggap makam Zaid bin al-Khattab itu adalah makam orang lain. Tetapi oleh karena masyarakat setempat di situ telah terlanjur beranggapan bahwa itulah makam beliau, mereka pun mengkeramatkannya dan membina sebuah masjid di dekatnya. Makam itu kemudian dihancurkan oleh Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab atas bantuan Amir Uyainah, Uthman bin Muammar.
Pergerakan Syeikh Muhammad tidak berhenti sampai disitu, ia kemudian menghancurkan beberapa makam yang dipandangnya berbahaya bagi ketauhidan. Hal ini menurutnya adalah untuk mencegah agar makam tersebut tidak dijadikan objek peribadatan oleh masyarakat Islam setempat. http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_bin_Abdul_Wahhab
http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_bin_Abdul_Wahhab
[LARGE]Makam Nabi Muhammad Terancam Dihancurkan [/LARGE]
Thursday, 01 November 2012 02:23 Berita Utama
[B]Demi Proyek Miliaran Dolar AS[/B]
[B][IMG]/images/stories/andnews/makamrasulullah.jpg[/IMG]Riyadh-andalas[/B] Pemerintah Arab Saudi berencana membongkar situs warisan budaya Islam, Masjid Nabawi di Medinah yang di dalamnya terdapat makam Nabi Muhammad Saw dan dua sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq and Umar bin Khatab. Hal ini dilakukan untuk memperluas masjid tersebut.
Pengerjaan proyek perluasan masjid ini akan dilakukan segera pada akhir November. Proyek ini diperkirakan menghabiskan 6 miliar dolar AS (sekitar Rp57,7 triliun). Setelah direkonstruksi masjid ini diharapkan dapat menjadi yang terbesar di dunia, serta menampung jemaah haji hingga 1,6 juta orang.
Seperti dilansir Russian Today News, Rabu (31/10), Pemerintah Arab Saudi bersikukuh menggelar proyek. Bagi pemerintah, hal ini sangat penting untuk mengimbangi jumlah jemaah umroh dan haji, yang terus meningkat. Jumlah jemaah telah mencapai 12 juta orang setiap tahun. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai 17 juta per tahun pada 2025.
Sementara itu, pembangunan berbagai bangunan pusat perbelanjaan dan hotel mewah yang terletak di dekat situs warisan budaya Islam terus dilakukan. Mereka pun akan menaikkan biaya hotel mewah di dekat Mekkah menjadi 500 dolar AS (Rp4,8 juta) per malam.
Untuk membangun masjid mewah itu, Kerajaan Saudi juga bakal membongkar Benteng Ajyad di atas sebuah bukit yang dibangun pada era Ottoman, Turki. Dalam 20 tahun belakangan Gulf Institute yang berbasis di Washington, AS, memperkirakan sudah 95 persen tempat-tempat suci hancur.
Pemerintah Arab Saudi juga merencanakan pembangunan kawasan elite besar di Jabal Omar. Kawasan ini disebut-sebut akan menjadi mutiara baru Mekkah yang terdiri dari enam hotel bintang lima, tujuh menara dengan 39 lantai, 520 restoran, dan 360 toko komersial dan pasar swalayan.
Perluasan dan pengembangan ini juga mengancam perumahan penduduk setempat. Tetapi, sejauh ini sebagian besar warga masih diam. Padahal,
“Seperti dimuat dalam Alquran, Mekkah adalah kota suci. Kota ini luar biasa, bukan kota biasa. Namun, penduduk setempat diam, tidak melawan pemerintah Wahhabi Saudi,” kata Dr Irfan al Alawi, peneliti Islam Heritage Foundation, di Inggris, kepada RT News, Selasa (30/10).
Yang paling menyedihkan, tempat kelahiran Nabi dirobohkan menjadi perpustakaan umum, sementara rumah Siti Khadijah berubah menjadi toilet untuk umum. Perluasan masjid bakal memangsa permukiman warga, tapi sejauh ini mereka diam seribu basa.
“Mereka hanya ingin meraup keuntungan yang besar dari peziarah yang kaya. Hal ini bakal memberatkan jemaah yang kurang mampu, karena biayanya akan dinaikkan jauh lebih mahal,” ujar Al Alawi.
Irfan al-Alawi menuding diamnya kaum Muslim atas rencana itu sebagai bencana sekaligus sikap berpura-pura.
“Film tentang Nabi Muhammad baru-baru ini mengakibatkan protes (kaum Muslim) di seantero jagat, namun penghancuran tempat kelahiran Nabi, tempat dia salat, dan menegakkan Islam malah dibiarkan tanpa kecaman,” katanya, seperti dilansir surat kabar the Independent, Selasa (30/10).
Dia mengakui perluasan Masjid Nabawi memang diperlukan, tapi rencana pemerintah Negeri Dua Kota Suci itu sungguh mencemaskan.
Menurut Alawi, perluasan itu sebagian besar dilakukan di sebelah barat masjid, di mana di situ terdapat makam Nabi Muhammad bersama Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Karena itu, dia takut tiga makam ini juga bakal lenyap.
Hingga berita ini dilansir, Riyadh belum bisa dimintai komentar soal rencana penghancuran makam Nabi itu.
Lima tahun lalu, beredar selebaran dari Kementerian Urusan Islam Saudi atas rekomendasi Mufti Agung Saudi Abdul Aziz al-Syekh. Isinya mendesak penghancuran makam Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar. Seruan ini disokong para ulama Wahabi, sekte terbesar di Saudi, termasuk Syekh Ibnu al-Uthaymin.
[B]Menimbulkan Gejolak[/B]
Rencana Pemerintah Arab Saudi membongkar makam Nabi Muhammad Saw akan menimbulkan gejolak di dunia Islam. Masdar F Mas’udi, Rois Syuriah PBNU, menjelaskan jika benar, rencana tersebut hanya menunjukkan adanya paranoid keimanan.
“Alasan bahwa ada ketakutan umat Islam menjadi musyrik karena menyembah makam Nabi, itu sama sekali tidak berdasar. Orang umat juga tahu bahwa itu tidak boleh,” ujarnya kepada Kabar24, Selasa (30/10).
Mas’udi menegaskan bahwa sebagai sebuah penilasan, makam Nabi bersama makam dua sahabat Nabi adalah sebuah situs sejarah.
“Penghancuran penilasan itu menunjukkan sebuah tindak yang tidak berbudaya,” tegasnya sembari menyebutkan bahwa upaya untuk membongkar makam Nabi Muhammad mulai muncul sejak kaum Wahabi berkuasa di Arab Saudi. “Itu terjadi sejak tahun 1920-an.”
Pada tahun 1924-1925, Arab Saudi dipimpin oleh Ibnu Saud, Raja Najed yang beraliran Wahabi. Aliran ini sangat dominan di tanah Haram, sehingga aliran lain tidak diberi ruang dan gerak untuk mengerjakan mazhabnya.
Semasa kepemimpinan Ibnu Saud, terjadi eksodus besar-besaran ulama dari seluruh dunia. Mereka kembali ke negara masing-masing, termasuk para pelajar Indonesia yang sedang mencari ilmu di Arab Saudi.
Aliran Wahabi yang terkenal puritan, berupaya menjaga kemurnian agama dari musyrik dan bid’ah. Maka beberapa tempat bersejarah, seperti rumah Nabi Muhammad Saw dan sahabat, termasuk makam Nabi Muhammad pun hendak dibongkar.
Umat Islam Indonesia yang berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah merasa sangat perihatin kemudian mengirimkan utusan menemui Raja Ibnu Saud. Utusan inilah yang kemudian disebut dengan Komite Hijaz.
Komite Hijaz ini merupakan sebuah kepanitiaan kecil yang dipimpin oleh KH Abdul Wahab Chasbullah. Setelah berdiri, Komite Hijaz menemui Raja Ibnu Suud di Hijaz (Saudi Arabia) untuk menyampaikan beberapa permohonan, seperti meminta Hijaz memberikan kebebasan kepada umat Islam di Arab untuk melakukan ibadah sesuai dengan mazhab yang mereka anut.
Karena untuk mengirim utusan ini diperlukan adanya organisasi yang formal, maka didirikanlah Nahdlatul Ulama pada 31 Januari 1926, yang secara formal mengirimkan delegasi ke Hijaz untuk menemui Raja Ibnu Saud.
Berkat kegigihan para kiai yang tergabung dalam Komite Hijaz, aspirasi dari umat Islam Indonesia yang berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah diterima oleh Raja Ibnu Saud. Makam Nabi Muhammad pun tidak jadi dihancurkan.(bbs/gus)
http://harianandalas.com/Berita-Utama/Makam-Nabi-Muhammad-Terancam-Dihancurkan
Rois Syuriah PBNU: Rencana Pembongkaran Makam Nabi SAW Tidak Boleh Dilakukan
Rubrik: Asia, Nasional | Kontributor: Tim dakwatuna.com – 30/10/12 | 22:50 | 14 Dhul-Hijjah 1433 H
Ada 8 komentar dan belum ada reaksi
1937 hits
Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Masdar Farid Mas’udi. (ANTARA/Rezza Estili)
dakwatuna.com – Rencana Pemerintah Arab Saudi membongkar makam Nabi Muhammad SAW akan menimbulkan gejolak di dunia Islam.
Masdar F. Mas’udi, Rois Syuriah PBNU, menjelaskan jika benar, rencana tersebut hanya menunjukkan adanya paranoid keimanan.
“Alasan bahwa ada ketakutan umat Islam menjadi musyrik karena menyembah makam Nabi, itu sama sekali tidak berdasar. Orang umat juga tahu bahwa itu tidak boleh,” ujarnya kepada Kabar24, Selasa (30/10/2012).
Mas’udi menegaskan bahwa sebagai sebuah petilasan, makam Nabi bersama makam dua sahabat Nabi adalah sebuah situs sejarah.
“Penghancuran petilasan itu menunjukkan sebuah tindak yang tidak berbudaya,” tegasnya sembari menyebutkan bahwa upaya untuk membongkar makam Nabi Muhammad mulai muncul sejak kaum Wahabi berkuasa di Arab Saudi. “Itu terjadi sejak tahun 1920-an.”
Lebih jauh disebutkannya, dalam Musyawarah nasional dan konferensi besar alim ulama di Pesantren Kempek, Kab. Cirebon, soal itu juga sempat dibahas. Para ulama berpandangan sama bahwa pembongkaran makam Nabi Muhammad itu tidak boleh dilaksanakan.
Menyoal tindakan yang akan dilakukan umat Islam, Mas’udi menyebutkan bahwa hal itu pasti akan dilakukan. Namun, tentu tidak bisa diputuskan oleh satu orang melainkan harus melalui pembicaraan dengan banyak pihak.
Rencana Pemerintah Arab Saudi untuk menghancurkan makam Nabi Muhammad dan tiga masjid tertua di dunia bulan depan, memang mengejutkan.
Menurut Irfan al-Alawi dari Yayasan Riset Warisan Islam, sejauh ini belum ada tindakan umat Islam untuk menghalangi aksi pemerintah Saudi yang ingin menghancurkan situs bersejarah ini demi membangun mesjid terbesar dengan kapasitas 1,6 juta orang.
“Ada banyak cara mereka bisa memperluas dengan tetap mempertahankan situs Islam kuno tapi mereka justru ingin merobohkannya,” kata Irfan al-Alawi.
“Alasan mereka adalah mereka mereka ingin memperlebar dan menciptakan 20 ruangan di mesjid yang bisa menampung 1,6 juta orang. Itu tidak masuk akal. Satu-satunya hal yang mereka inginkan adalah memindahkan fokus dari tempat Nabi dikuburkan,” lanjut Alawi.
Irfan al-Alawi sudah menghabiskan 10 tahun terakhir ini meneliti rencana penghancuran Masjid Nabawi.
Rencana membuldozer bangunan bersejarah ini akan mengambil bagian sayap barat dari masjid. Dalam sayap itu, terdapat makam 2 Khalifah sekaligus sahabat Nabi, yaitu Abu Bakar dan Umar.
Penghancuran situs bersejarah ini bukanlah tindakan pertama pemerintah Arab Saudi di bawah Pemerintahan Raja Arab Saudi Abdullah.
Pada 2007 lalu, Kementerian Urusan Islam Arab Saudi merilis pamflet rencana penghancuran yang mana pamflet tersebut disusun oleh Mufti Besar Arab Saudi, Abdulaziz al-Sheikh. Pamflet tersebut berisi bahwa penghancuran kubah masjid dan meratakan makam Nabi Muhammad, Abu Bakar dan Umar berdasarkan fatwa Abdulaziz al-Sheikh.
Gulf Institute mengatakan Riyad telah membuldozer 95% dari bangunan berusia 1.000 tahun di kota suci Mekah dan Madinah selama 20 tahun terakhir dengan tujuan membangun pusat perbelanjaan, gedung pencakar langit dan hotel mewah.
Sementara itu, juga muncul kecurigaan bahwa penghancuran makam itu akan diiringi dengan pembangunan gedung mewah. (Kabar24/sae/bas/bisnis)
Fitnah, Makam Nabi Muhammad saw akan dihancurkan
SELASA, 30 OKTOBER 2012 17:28 EMAN MULYATMAN
Masjid Nabawi di Madinah
CyberSabili-JAKARTA-Pemerintah Kerajaan Arab Saudi berencana menghancurkan makam Nabi Muhammad saw yang terletak di Masjid Nabawi, Madinah. Seperti dikutip laman Fars News Agency yang dilansir Kabar24, Senin (29/10/2012), rencana tersebut dimotori Mufti Besar Arab Saudi, Abdul Aziz al-Sheikh.
Penghancuran makam Rasulullah saw itu merupakan bagian dari rencana pemerintah Arab Saudi yang akan menghancurkan seluruh situs bersejarah Islam, termasuk Masjid Nabawi dan tiga masjid lainnya yang merupakan masjid tertua di dunia.
Sebagai gantinya, pemerintah Arab Saudi merencanaakan pengembangan proyek ekspansi yang bernilai multi miliar poundsterling, sebuah rencana yang dinilai mengejutkan umat muslim di dunia.
Bahkan rencana penghancuran Masjid Nabawi di Madinah, tempat di mana Nabi Muhammad saw dimakamkan, akan dimulai bulan depan seusai musim Haji. Kemudian, di atas tanah situs paling bersejarah tersebut, pemerintah Saudi akan membangun gedung terbesar di dunia yang bisa menampung 1,6 juta orang.
Raja Arab Saudi Abdullah memang enggan melestarikan warisan arkeologi paling suci bagi dunia Islam tersebut. Karuan saja, langkahnya itu sudah mendorong kemarahan umat Islam.
Pengembangan Masjid Nabawi sebagian besar nantinya akan mengambil bagian sayap barat dari masjid. Dalam sayap itu, terdapat makam 2 khalifah sekaligus sahabat Nabi Muhammad saw, yaitu Abu Bakar Siddiq ra dan Umar bin Khatab ra.
Rencana itu sudah digulirkan sejak 2007 lalu, Kementerian Urusan Islam Arab Saudi merilis pamflet yang isinya rencana penghancuran makam Rasulullah saw dan situs bersejarah lainnya. Pamflet tersebut disusun oleh Mufti Besar Arab Saudi, Abdul Aziz al-Sheikh. Bahkan, di dalam pamflet disebutkan, penghancuran kubah masjid dan meratakan makam Nabi Muhammad, Abu Bakar dan Umar berdasarkan fatwa Abdul Aziz al-Sheikh.
“Diamnya kaum Muslimin atas penghancuran Makkah dan Madinah adalah bencana dan kemunafikan terbesar,” kata Irfan al-Alawi dari Yayasan Riset Warisan Islam. Irfan al-Alawi sudah menghabiskan 10 tahun terakhir ini meneliti rencana penghancuran Masjid Nabawi.
“Film tentang Nabi Muhammad baru-baru ini sudah menyebabkan protes dari seluruh dunia…namun penghancuran tempat kelahiran Nabi saw, di mana beliau berdoa dan mendirikan Islam justru dibiarkan hancur tanpa kritik,” dia menambahkan. Sebagaimana kami kutip dari laman monitorindonesia.com.
Namun ketika Sabili mengkonfirmasi ke seorang tokoh di Kedubes Saudi, dia langsung membantahnya. Mufti Saudi tidak pernah memfatwakan seperti itu. Berita tersebut bersumber dari propaganda Iran, “Mereka dengki karena haji tahun ini berlangsung sukses,” katanya singkat.
http://www.sabili.co.id/internasional/fitnah-makam-nabi-muhammad-saw-akan-dihancurkan
MAKAM NABI MUHAMMAD SAW: Jika Dibongkar, Picu Gejolak Dunia Islam
JIBI
Selasa, 30 Oktober 2012 | 19:39 WIB
More Sharing ServicesShare on twitterShare on digg
JAKARTA: Rencana Pemerintah Arab Saudi membongkar makam Nabi Muhammad SAW akan menimbulkan gejolak di dunia Islam.
Masdar F. Mas’udi, Rois Syuriah PBNU, menjelaskan jika benar, rencana tersebut hanya menunjukkan adanya paranoid keimanan.
“Alasan bahwa ada ketakutan umat Islam menjadi musyrik karena menyembah makam Nabi, itu sama sekali tidak berdasar. Orang umat juga tahu bahwa itu tidak boleh,” ujarnya kepada Kabar24, Selasa (30/10/2012).
Mas’udi menegaskan bahwa sebagai sebuah petilasan, makam Nabi bersama makam dua sahabat Nabi adalah sebuah situs sejarah.
“Penghancuran petilasan itu menunjukkan sebuah tindak yang tidak berbudaya,” tegasnya sembari menyebutkan bahwa upaya untuk membongkar makam Nabi Muhammad mulai muncul sejak kaum Wahabi berkuasa di Arab Saudi. “Itu terjadi sejak tahun 1920-an.”
Lebih jauh disebutkannya, dalam Musyawarah nasional dan konferensi besar alim ulama di Pesantren Kempek, Kab. Cirebon, soal itu juga sempat dibahas. Para ulama berpandangan sama bahwa pembongkaran makam Nabi Muhammad itu tidak boleh dilaksanakan.
Menyoal tindakan yang akan dilakukan umat Islam, Mas’udi menyebutkan bahwa hal itu pasti akan dilakukan. Namun, tentu tidak bisa diputuskan oleh satu orang melainkan harus melalui pembicaraan dengan banyak pihak.
Rencana Pemerintah Arab Saudi untuk menghancurkan makam Nabi Muhammad dan tiga masjid tertua di dunia bulan depan, memang mengejutkan.
Menurut Irfan al-Alawi dari Yayasan Riset Warisan Islam, sejauh ini belum ada tindakan umat Islam untuk menghalangi aksi pemerintah Saudi yang ingin menghancurkan situs bersejarah ini demi membangun mesjid terbesar dengan kapasitas 1,6 juta orang.
“Ada banyak cara mereka bisa memperluas dengan tetap mempertahankan situs Islam kuno tapi mereka justru ingin merobohkannya,” kata Irfan al-Alawi.
“Alasan mereka adalah mereka mereka ingin memperlebar dan menciptakan 20 ruangan di mesjid yang bisa menampung 1,6 juta orang. Itu tidak masuk akal. Satu-satunya hal yang mereka inginkan adalah memindahkan fokus dari tempat Nabi dikuburkan,” lanjut Alawi.
Irfan al-Alawi sudah menghabiskan 10 tahun terakhir ini meneliti rencana penghancuran Masjid Nabawi.
Rencana membuldozer bangunan bersejarah ini akan mengambil bagian sayap barat dari masjid. Dalam sayap itu, terdapat makam 2 Khalifah sekaligus sahabat Nabi, yaitu Abu Bakar dan Umar.
Penghancuran situs bersejarah ini bukanlah tindakan pertama pemerintah Arab Saudi di bawah Pemerintahan Raja Arab Saudi Abdullah.
Pada 2007 lalu, Kementerian Urusan Islam Arab Saudi merilis pamflet rencana penghancuran yang mana pamflet tersebut disusun oleh Mufti Besar Arab Saudi, Abdulaziz al-Sheikh. Pamflet tersebut berisi bahwa penghancuran kubah masjid dan meratakan makam Nabi Muhammad, Abu Bakar dan Umar berdasarkan fatwa Abdulaziz al-Sheikh.
Gulf Institute mengatakan Riyad telah membuldozer 95% dari bangunan berusia 1.000 tahun di kota suci Mekah dan Madinah selama 20 tahun terakhir dengan tujuan membangun pusat perbelanjaan, gedung pencakar langit dan hotel mewah.
Sementara itu, juga muncul kecurigaan bahwa penghancuran makam itu akan diiringi dengan pembangunan gedung mewah. (Kabar24/sae/bas)
http://www.bisnis.com/articles/makam-nabi-muhammad-saw-jika-dibongkar-picu-gejolak-dunia-islam
Filed under: Wahabi |
orang arab memang orang-orang bodoh, maka nabi pun di turun kan disana….
ga punya otak…. walaupun sekelas raja…
Sebagai seorang muallaf–saya dulu kristen–saya berusaha sekuat tenaga untuk bertauhid murni, steril dari kemusrikan/kesirikan dalam bentuk dan ,manifestasi apapun, sebab memang ini DASAR AJARAN ISLAM yg paling hakiki yg diajarkan Rasulallah saw.
Dan saya berkeyakinan kuat pula, bahwa selama tidak ada larangan
(keras) dari beliau Rasulallah saw.–misalnya membongkar dan memindahkan jasad dan makam beliau yg mulia saw. menurut saya
syah syah saja.
Saya lebih cenderung umat Islam MEMURNIKAN AKIDAHNYA, saya jamin AKAN SELAMAT DUNIA DAN AKIRAT.
untuk “barmsonata”
Salahnya anda memahami islam dari islam versi yahudi, sehingga anda begitu merelakan makam Nabi untuk di bongkar, apakah anda tidak punya pemahaman tentang apa itu makam..?, apa itu Rosulullah,,?, sehingga yang ada hanya merusak situs sejarah umat islam, bahkan makam beliau yang muali masih saja engkau usik, hanya orang yahudi yg rela akan merusak situs bersejarah umat islam, terutama makam Rosulullah. lihat tanyangan vidio ini…http://www.youtube.com/watch?v=0jcoxRZcylE
Coba kita intropeksi diri…kita beragama karena cinta atau karena hawa nafsu. jika di dalam hati kita masih ada kesombongan, kita akan berburuk sangka kepada orang lain. ingat, tidak akan masuk surga orang yg didalam hatinya ada kesombongan meskipun hanya sebesar dzarroh (benda terkecil di dunia). Coba anda tengok pd diri kita sendiri, apakah kita merasa berburuk sangka pd orang2 yg ziarah kubur? Padahal mungkin saja banyak diantara peziarah itu hanya mendoakan saja orang yg di dalam kubur. Apakah jika ada suatu maling yg tinggal di suatu kampung X maka seluruh penduduk kampungnya bisa dihukumi sebagai maling? Mengapa kita lantas menghukumi peziarah sebagai ahlu syirik? Apakah kita tahu semua hati para penyiarah itu…. Itulah yg harus kita renungkan….. Karena seorang ulama berkata, “orang yg di dalam hatinya ada buruk sangka walaupun sedikit, pertanda matinya akan su’ul khotimah.” Karena buruk sangka itu pertanda adanya kesombongan di dalam hati kita. Daripada berburuk sangka dengan orang2 yg ziarah kubur….lebih baik kita buruk sangka dengan lintasan2 hati kita setiap hari….apakah ini dari setan atau malaikat. Itu lebih berguna untuk kita di yaumil akhir nanti….
pendapat kamu bisa mngundang perang sesama kaum muslimin,pendapat katro
makanya gan barmsonata jangan tertipu dengan ajaran whabi alsuud keparat itu…. ajaranya mau mengadu domba umat senengya memusrikan orang lain. padahal gan orang seperti itu sebetulnya gak jauh berbeda dengan ajaran maaf agamanya agan dulu mengklaim ajarannya paling bener. islam tuh…. ajaran rahmatalillalamin gak mungkin orang hanya ziarah kubur lantas dianggap menyembah kuburan pemikiran macam apa tuh ….lantas makam2 nabi dibumi hancurkan dgn alasan inilah itu lah…. gan cobalah tengok metoda ahli sunnah ntar hati tentram gak grasak grusuk nyari musuh kanan kiri emangnya islam hanya yang berani membongkar makam rosulullah saw. saja alias wahabi dajal tanduk setan tuh…..islam tidak menolak suatu kebiasaan masyarakat yang tk berttngan syariat hal ini adalah semacam metod al ikhtisan yang sering kita lupakan. islam banyak firkoh [aliran2] maka yang benar adalah kata ahlusunah dalam pengertian bukan dajal yang mau membongkar makam Rosulullah saw itu gan…. apalagi memindahkannya…. islam hanya dituntut untuk amal sholeh tanpa menyekutukan Allah dan melaksanakan ajarannya dan… itupun masalah diterimanya amal tergantung Allah semata kita tidak bisa mengklaim bahwa kaum wahabi ahli surga… surganya “MARDIYAH” agan barmsonata jangan deh… punya anggapan ada jaminan masuk surga ingat kata2 tuh punya agan. ajaran Rosulullah itu banyak umpamanya ihtisan tadi…. gan daripada agan ntar jadi muslim penghasut dan pencela orang lain yang tak ada bedanya dengan zions lebih baik coba cari metode cara pikir ahlusunah ntar jamin deh bukan masuk surga wahabi tapi hatinya tenang ibadah tenang tanpa memikirkan kesalahan orang lain diekstradisi engkau salah mau masuk neraka sirik dll. “LANA A’MALUNA WALAKUM A’MALAKUM WANAHNU LAHU MUSLIHUN” gitu gan mantap insyaAllh ….
Nabi Muhammad tidak pernah membongkar makam orang saleh. Beliau malah memuliakan makam mereka dan ziarah setiap minggu sambil mengucapkan salam dan berdoa untuk mereka.
Apa yang dilakukan Wahabi membongkar makam orang2 Saleh bahkan ingin membongkar kuburan Nabi bukan Sunnah Nabi. Tapi Setan.
Kenapa tidak sekalian bongkar kuburan Raja2 Arab Saudi dan Muhammad bin Abdul Wahhab?
Apa kalau orang Jepang menyembah matahari, biar tidak musyrik kita harus menghancurkan matahari?
Ini satu buku yang penting agar tidak tersesat.
Alhamdulillah Wahabi “Tidak Pelit” melontarkan kata Musyrik kepada Muslim yang berdoa di kuburan padahal mereka tidak mendengar doa yang dibaca. Padahal bisa saja mereka mendoakan jenazah seperti “Allohummaghfir lahu..” Dan Ziarah Kubur itu sunnah Nabi mengingat Nabi ziarah kubur bisa seminggu sekali.
Musyrik artinya mempersekutukan Allah. Menyembah Tuhan selain Allah. Misalnya menyembah berhala. Jadi tak bisa kita memfitnah orang yg sedang berdoa di kuburan sebagai Musyrik menyembah kuburan. Ini sama halnya dgn kita sholat menghadap Ka’bah dan berdoa di depan Ka’bah, bukan berarti kita Musyrik menyembah Ka’bah.
Jika seseorang memfitnah Muslim sebagai Musyrik, sebetulnya dialah yang Musyrik:
“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca (menghafal) al-Qur’ân, sehingga ketika telah tampak kebagusannya terhadap al-Qur’ân dan dia menjadi pembela Islam, dia terlepas dari al-Qur’ân, membuangnya di belakang punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan pedang dan menuduhnya musyrik”. Aku (Hudzaifah) bertanya, “Wahai nabi Allâh, siapakah yang lebih pantas disebut musyrik, penuduh atau yang dituduh?”. Beliau menjawab, “Penuduhnya”. (HR. Bukhâri dalam at-Târîkh, Abu Ya’la, Ibnu Hibbân dan al-Bazzâr. Disahihkan oleh Albani dalam ash-Shahîhah, no. 3201).
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/01/19/ciri-khawarij-tak-mengamalkan-al-quran-dan-membunuh-muslim/
Resensi Buku:
Ali Akbar Bin Agil
Perbedaan Ahlus Sunnah dan Salafi-Wahabi
Judul : Bekal Pembela Ahlus Sunnah Wal-Jama`ah Menghadapi Radikalisme Salafi-Wahabi
Penulis : Muhammad Idrus Ramli
Penerbit : Aswaja NU Center Jawa Timur
Cetakan : I, Februari 2013
Tebal : 216 halaman
Dalam sebuah diskusi yang diadakan oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Nusa Tenggara Barat (NTB) di Sumbawa Barat dan Praya, Lombok Tengah sekitar bulan Maret 2012, terjadi perdebatan alot. Debat ini dipicu sebuah pertanyaan apakah Salafi-Wahabi termasuk Ahlus Sunnah Wal-Jama`ah atau tidak? Seperti diketahui bahwa dari 73 golongan yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, hanya satu sebagai golongan yang selamat, dengan status Al-Firqah An-Najiyah.
Hasil dari diskusi menyimpulkan, perbedaan Ahlus Sunnah Wal Jama`ah dengan aliran Salafi-Wahabi ternyata sangat kontras. Seperti warna hitam dan putih, perbedaan antara keduanya teramat menyolok. Bukan hanya pada tataran furu`iyyah bahkan sudah mencapai tataran prinsipil. Seperti jamak diketahui, kelompk Salafi-Wahabi (disingkat SAWAH) aktif mempropagandakan sebagai kelompok yang tidak menyimpang dari Sunnah Nabi SAW dan kaum muslimin. Mereka justru mengklaim sebagai kelompok yang paling selaras dengan Al-Qur`an, sejalan dengan sunnah, dan senada dengan generasi salaf. Akibat klaim sepihak ini, antara Ahlus Sunnah dan Sawah terjadi adu lomba mengajak masyarakat kepada ajaran Islam dengan caranya masing-masing.
Ahlus Sunnah berdakwah dengan kelembutan dan etika, seperti warisan yang diturunkan oleh Wali Songo. Sebaliknya, dakwah Sawah malah berbuntut panjang. Dalam mendakwahkan ajaran mereka tidak pelit mengobral kata-kata kafir, bid`ah, sesat, ahli neraka, dan kata-kata pedas lainnya. Salah satu bukti pengafiran umat Islam secara keseluruhan tertera dalam kitab Al-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab, karya Syaikh Ahmad Alu-Buthami dari Qatar yang diberi kata pengantar oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz. Pada halaman 62 dikatakan, “Macam ketiga (di antara orang-orang kafir) adalah orang yang mengetahui tauhid dan mengikutinya, mengetahui syirik dan meninggalkannya, akan tetapi membenci orang yang menganut tauhid (kaum Wahabi) dan mencintai orang yang bertahan dalam kesyirikan, yaitu mereka yang membolehkan tawassul dan istighatsah dengan orang saleh dan para nabi, maka orang tersebut juga kafir.” (hal. 175)
Melihat pertarungan pemikiran bahkan di beberapa tempat berakhir dengan adu fisik ini, umat jadi miris dan bingung. Mana yang benar dari kedua aliran di atas yang sama-sama mengaku sebagai Ahlus Sunnah itu. Umat mulai apatis dan memandang betapa Islam itu rumit dan sukar, padahal tidak demikian.
Akan tetapi, anggapan masyarakat seperti itu tidak bisa disalahkan begitu saja. Dakwah kaum Sawah telah banyak menorah luka perih di hati umat. Mereka tidak segan menjatuhkan vonis kepada siapa saja yang mereka anggap berseberangan dengan kelompoknya seperti dalam buku di atas.
Tidak hanya keras kepada kelompk yang bersebarangn, di internal mereka sendiri, terjadi saling tuduh dan menyudutkan. Sementara perbedaan di kalangan Ahlus Sunnah sejati tidak sampai melahirkan permusuhan, perpecahan, apalagi sampai saling mengafirkan. Realita permusuhan di internal Sawah sangat kentara seperti matahari di siang bolong. Dalam buku setebal 216 ini, Idrus Ramli memaparkan banyak bukti fakta-faktanya.
Salah satunya di halaman 128, “Abdul Muhsin Al-`Abbad, tokoh Salafi-Wahabi dari Madinah menganggap Al-Albani berfaham Murji`ah. Hamud At-Tuwaijiri, tokoh Salafi-Wahabi dari Riyadh menilai Albani sebagai mulhid (tersesat). Al-Albani juga memvonis tokoh Salafi-Wahabi di Saudi Arabia yang mengkritiknya, sebagai musuh tauhid dan sunnah. Komisi fatwa Saudi Arabia yang beranggotakan Al-Fauzan dan Al-Ghudyan, serta ketuanya Abdul Aziz Alus-Syaikh (yakni keluarga Tuan Guru, gelar kehormatan bagi keturunan Muhammad bin Abdul Wahhab, pendiri Salafi-Wahabi) memvonis Ali Hasan Al-Halabi, murid Al-Albani dan ulama Salafi-Wahabi yang tinggal di Yordania, berfaham murji`ah dan Khawarij…”
Gesekan di dalam kelompok Sawah ini sejujurnya berlawanan dengan pandangan tokoh panutan mereka sendiri, Ibnu Taimiyyah dan Syaikh Ibnu Utsaimin, yang menyatakan ciri Ahlus Sunnah adalah tidak berpecah belah, bersatu dalam kebenaran, yang tidak sampai menyesatkan satu sama lain. Kontradiksi ini menjadi bukti bahwa klaim Sawah sebagai bagian Ahlus Sunnah, menjadi terpatahkan.
Buku ini juga memaparkan banyak argumentasi ilmiah yang bersumber dari Al-Qur`an dan Hadits, juga dari fakta-fakta historis. Landasan argumentasi yang dipijak oleh penulis mengerucut pada kesimpulan bahwa madzhab Al-Asy`ari dan Al-Maturudi lebih berhak menyandang nama Ahlus Sunnah wal Jama`ah, daripada Sawah.
Buku ini dilengkapi dengan scan kitab-kitab Sawah yang menegaskan bahwa mereka bukan Ahlus Sunnah Wal-Jama`ah. Buku ini pas menjadi materi pemantapan ajaran Ahlus Sunnah Wal-Jama`ah.
(Edisi Muat Majalah Cahaya Nabawiy, Edisi Mei 2013, Rubrik Resensi)
sebenarnya tinggal di jaga aja g perlu di pindahkan atau apa…
jangan terlalu berlebihan… sepertinya pemerintah arab sudah mulai terhasut setan amerika!
klo makam ulama wahabi yg d bongkar,sepeti mkam’a si utsaimin ma makm’a si baz gw setuju,
Sepertinya kiamat sudah dekat , mereka telah berlomba” menghiasi masjid . Astaqfirullah .
wahabi tuhannya tembok kotak empat yang disebut kabah, mereka itu menyembah kabahnya(?) bukan menyembah Allah, makanya kalau orang ziarah kubur dibilang menyembah kubur , seperti cara mereka,, kalau selain wahabi walaupun sujud ke kabah tapi yg disembah Allah makanya tidak ada masalah dg ziarah kubur, cium kaki dan sujud sama orang tua/ibu, cara berfikirnya beda, masih sangat basic ,jadi biarin aja lah
[…] وَكَانَ السَّيِّدُ عَبْدُ الرَّحْمنِ الْأَهْدَلُ مُفْتِيْ زَبِيْدَ يَقُوْلُ: لَا يُحْتَاجُ التَّأْلِيْفُ فِي الرَّدِّ عَلَى ابْنِ عَبْدِ الْوَهَّابِ، بَلْ يَكْفِيْ فِي الرَّدِّ عَلَيْهِ قَوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِيْمَاهُمُ التَّحْلِيْقُ، فَإِنَّهُ لَمْ يَفْعَلْهُ أَحَدٌ مِنَ الْمُبْتَدِعَةِ “Sayyid Abdurrahman Al-Ahdal, mufti Zabid berkata: “Tidak perlu menulis bantahan terhadap Ibn Abdil Wahhab. Karena sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam cukup sebagai bantahan terhadapnya, yaitu “Tanda-tanda mereka (Khawarij) adalah mencukur rambut (maksudnya orang yang masuk dalam ajaran Wahhabi, harus mencukur rambutnya)”. Karena hal itu belum pernah dilakukan oleh seorang pun dari kalangan ahli bid’ah.” Sumber: Kitab Fitnah Al-Wahhabiyah 4. ULAMA KALANGAN MADZHAB HANBALI Syeikh Muhammad bin Abdullah bin Humaid al-Najdi (wafat tahun 1295 H) berkata dalam kitabnya As-Suhub Al-Wabilah ‘ala Dharaih Al-Hanabilah halaman 277, cetakan maktabah Imam Ahmad, ketika menulis biografi Syaikh Abdul Wahhab, ayah pendiri Wahhabi, sebagai berikut: عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ سُلَيْمَانَ التَّمِيْمِيُّ النَّجْدِيُّ وَهُوَ وَالِدُ صَاحِبِ الدَّعْوَةِ الَّتِيْ انْتَشَرَ شَرَرُهَا فِي الْأَفَاقِ لَكِنْ بَيْنَهُمَا تَبَايُنٌ مَعَ أَنَّ مُحَمَّدًا لَمْ يَتَظَاهَرْ بِالدَّعْوَةِ إِلَّا بَعْدَ مَوْتِ وَالِدِهِ وَأَخْبَرَنِيْ بَعْضُ مَنْ لَقِيْتُهُ عَنْ بَعْضِ أَهْلِ الْعِلْمِ عَمَّنْ عَاصَرَ الشَّيْخَ عَبْدَالْوَهَّابِ هَذَا أَنَّهُ كَانَ غَاضِبًا عَلَى وَلَدِهِ مُحَمَّدٍ لِكَوْنِهِ لَمْ يَرْضَ أَنْ يَشْتَغِلَ بِالْفِقْهِ كَأَسْلاَفِهِ وَأَهْلِ جِهَتِهِ وَيَتَفَرَّسُ فِيْه أَنَّهُ يَحْدُثُ مِنْهُ أَمْرٌ .فَكَانَ يَقُوْلُ لِلنَّاسِ: يَا مَا تَرَوْنَ مِنْ مُحَمَّدٍ مِنَ الشَّرِّ فَقَدَّرَ اللهُ أَنْ صَارَ مَاصَارَ وَكَذَلِكَ ابْنُهُ سُلَيْمَانُ أَخُوْ مُحَمَّدٍ كَانَ مُنَافِيًا لَهُ فِيْ دَعْوَتِهِ وَرَدَّ عَلَيْهِ رَدًّا جَيِّدًا بِاْلآَياَتِ وَاْلآثاَرِ وَسَمَّى الشَّيْخُ سُلَيْمَانُ رَدَّهُ عَلَيْهِ ( فَصْلُ الْخِطَابِ فِي الرَّدِّ عَلىَ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْوَهَّابِ ) وَسَلَّمَهُ اللهُ مِنْ شَرِّهِ وَمَكْرِهِ مَعَ تِلْكَ الصَّوْلَةِ الْهَائِلَةِ الَّتِيْ أَرْعَبَتْ اَلْأَبَاعِدَ فَإِنَّهُ كَانَ إِذَا بَايَنَهُ أَحَدٌ وَرَدَّ عَلَيْهِ وَلَمْ يَقْدِرْ عَلَى قَتْلِهِ مُجَاهَرَةً يُرْسِلُ إِلَيْهِ مَنْ يَغْتَالُهُ فِيْ فِرَاشِهِ أَوْ فِي السُّوْقِ لَيْلًا لِقَوْلِهِ بِتَكْفِيْرِ مَنْ خَالَفَهُ وَاسْتِحْلاَلِ قَتْلِهِ. اهـ “Abdul Wahhab bin Sulaiman al-Tamimi al-Najdi, adalah ayah pembawa dakwah Wahhabiyah, yang percikan apinya telah tersebar di berbagai penjuru. Akan tetapi antara keduanya terdapat perbedaan. Padahal Muhammad (pendiri Wahhabi) tidak terang-terangan berdakwah kecuali setelah meninggalnya sang ayah. Sebagian ulama yang aku jumpai menginformasikan kepadaku, dari orang yang semasa dengan Syaikh Abdul Wahhab ini, bahwa beliau sangat murka kepada anaknya, karena ia tidak suka belajar ilmu fiqih seperti para pendahulu dan orang-orang di daerahnya. Sang ayah selalu berfirasat tidak baik tentang anaknya pada masa yang akan datang. Beliau selalu berkata kepada masyarakat, “Hati-hati, kalian akan menemukan keburukan dari Muhammad.” Sampai akhirnya takdir Allah benar-benar terjadi. Demikian pula putra beliau, Syaikh Sulaiman (kakak Muhammad bin Abdul Wahhab), juga menentang terhadap dakwahnya dan membantahnya dengan bantahan yang baik berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Syaikh Sulaiman menamakan bantahannya dengan judul Fashl al-Khithab fi al-Radd ‘ala Muhammad bin Abdul Wahhab. Allah telah menyelamatkan Syaikh Sulaiman dari keburukan dan tipu daya adiknya meskipun ia sering melakukan serangan besar yang mengerikan terhadap orang-orang yang jauh darinya. Karena setiap ada orang yang menentangnya, dan membantahnya, lalu ia tidak mampu membunuhnya secara terang-terangan, maka ia akan mengirim orang yang akan menculik dari tempat tidurnya atau di pasar pada malam hari karena pendapatnya yang mengkafirkan dan menghalalkan membunuh orang yang menyelisihinya. Sumber: Kitab As-Suhub Al-Wabilah ‘ala Dharaih Al-Hanabilah Dalam artikel yang tertulis di Ensiklopedia Online Wikipedia, Wahabi berniat untuk memurnikan syariat Islam sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW. Bahkan untuk memurnikannya, beredar isu bahkan upaya sosialisasi dan ajakan agar makam Nabi Muhammad Saw dipindah. Alasan pembongkaran tersebut karena ketakutan akan munculnya tradisi mengkultuskan makam Nabi Muhammad Saw. Belakangan, saat tahun 2012 lalu dimulainya rencana perluasan Masjidil Haram, ada rencana untuk membongkar makam Nabi Muhamamd Saw dan memindahkannya. Untung saja niat tersebut tak terwujud, karena banyaknya protes keras dari umat muslim di penjuru dunia. Sumber terkait : Rencana Pembongkaran Makam Nabi Muhammad SAW […]
cuamn maungomentari tentang alasan pembongkaran makan nabi Muhammad SAW dengan alasan untuk memindahkan,
Saya rasa itu cuman alsan mereka, karena kemungkinan mereka akan melakukan penelitian tentang jasat “Beliau” karna para ilmuan, yang menuhankan teknologi, percaya bahwa nabi Muhaamda SAW berasal dari planet lain atau semacamnya.
waktu dulu juga saya pernah mendengar, saking pintarnya mereka, mereka ingin melihat bagaimana malaikat maut mencabut nyawa manusia, walhasil nihil yang mereka dapat, walapun jasat itu sudah di kurung di sebuah kaca yang tak akan hancur walaupun di gempur pake bom atau roket, dan ruangan tersebut di kelilingi kamera dan sensor yang bahkan seekor semutpun akan terdeteksi, nyatanya hanya kaca yang berlubang dan mayat yang mereka bisa dapat, tampa sedikitpun menangkap bagai mana wujud malaikat tersebut, sungguh mereka telah di butakan dengan kelebihan yang allah berikan, tanpa mereka sadar ilmu yang mereka punya hanyalah pemberian dariNYA dan jika di bandingkan dengan apa yang allah punya ilmu yang mereka bangga2kan bagaikan tetesan embun di tengah samudra illmu yang allah miliki..