Imam Masjid Dipaksa Menari di Cina?

Tarian XinJiang

Tarian Little Apple di Xinjiang.
Ini tulisan David Brophy seorang spesialis yang meneliti sejarah politik dan kebudayaan Xinjiang. Menurutnya Tarian adalah tradisi yang dominan di Xinjiang. Suku Uyghur di Xinjiang itu punya bakat khusus dibidang menyanyi dan menari. Dan tidak ada tur di Xinjiang tanpa adanya restoran yang memamerkan tarian Xinjiang.

Pemerintah Cina dengan bangga mendukung kebudayaan Uyghur ini sehingga tradisi musik dan tari Uyghur masuk daftar UNESCO sebagai warisan kebudayaan dunia.

Sebagai satu dukungan, pemerintah Cina menyelenggarakan parade/karnival dan lomba tarian di Xinjiang. Dan para Imam Masjid yang merupakan pegawai negeri (digaji pemerintah) tidak mendapat perkecualian. Namun yang namanya lomba tetap saja dipilih yang memang bisa menari. Dari sebagian raut wajah penari yang sebagian berusia tua saya lihat mereka senyum bahagia.

Tarian XinJiang Senyum

Namun majalah Turki di mana Erdogan dan Ikhwanul Muslimin (di Indonesia PKS) berkuasa segera menyebar foto tarian tsb dgn judul: “SKANDAL. IMAM MASJID DIPAKSA MENARI DI CINA”. Dan foto2 tsb menyebar ke seluruh dunia.

Tarian massal ini melibatkan banyak orang. Bahkan polisi dan petani pun juga menunjukkan Tarian Massal.

Tarian XinJiang Imam

Good news stories from Xinjiang often involve dancing. It’s an article of faith for most Han Chinese that the Uyghurs, along with the other ethnic minorities of the People’s Republic, are particularly gifted when it comes to singing and dancing, and no tour of Xinjiang is complete without a night out at a dancing restaurant. China prides itself on its support for such things, citing its recent listing of the Uyghur meshrep on UNESCO’s list of the world Intangible Cultural Heritage, as evidence of its sound custodianship of Uyghur musical and dancing traditions.

Xinjiang officials must be dismayed, then, to see a story about dancing in Xinjiang that casts them in a particularly bad light. ‘Scandal! Imams being forced to dance!’ reads the Turkish tabloid headline (see illustration), one of many such articles now spreading from sensationalist Turkish websites to the Arabic-language press and other parts of the Islamic world.

1. The Turkish press on the Little Apple campaign: ‘Scandal! Imams forced to dance! They were forced to swear that they would prevent students accessing religious instruction!’ http://www.on4haber.com/haber/skandal-imamlar-zorla-dans-ettirildi-/53867/
1. The Turkish press on the ‘Little Apple’ campaign: ‘Scandal! Imams forced to dance! Teachers were forced to swear that they would prevent students accessing religious instruction!’ Source here.
Since late last year, Beijing has launched a mobilization campaign to encourage mass dance-ins throughout Xinjiang. Mostly these take the form of competitions, and imams, as state employees, are not exempt (as the image in the Turkish press shows).

http://www.thechinastory.org/2015/02/little-apples-in-xinjiang/

Referensi:
http://www.soundislamchina.org/?p=1053

Satu Tanggapan

  1. yang penting jangan bertengkar mulu.. damai

    http://screensay.com/article/1146/partai-idaman

Tinggalkan komentar